Minggu, 31 Agustus 2008

Tragis! Mesir Halau Warga Palestina Masuk Negaranya dengan Gas Airmata

Senin, 14 Juli 2008

Televisi aljazerra menurunkan berita yang sangat mengharukan. Ribuan warga Palestina yang memegang KTP Mesir dihalau oleh aparat Mesir untuk melintasi gerbang Rafah yang memisahkannya dengan Jalur Gaza.

Rezim Mubarak membubarkan para wanita dan anak-anak yang berusaha masuk Mesir dengan gas airmata. Akibat dari tindakan yang menguntungkan Isarel itu, banyak anak-anak dan wanita berada dalam kondisi mengenaskan. Ratusan wanita dan anak-anak itu kini terancam mati kelaparan dan terserang penyakit karena terbakar panas matahari yang mencapai 46 derajat Cc.

Mereka hendak masuk ke Mesir karena berbagai alasan, antara lain untuk melanjutkan kontrak kerja, membeli bahan makanan dan berobat.

Untuk kesekian kalinya, negara-negara yang merasa serumpun dam sebahasa dengan Palestina menujukkan sikap zionis. Alih-alih mendukung Iran, yang bukan Arab, untuk melawan Isarel, malah menganggap Iran sebagai ancaman atas esksistensi dan kekuasaan mereka seraya menganggukkan kepada di hadapan Amerika.

Nasionalisme Arab yang selalu didengungkan para pemimpin Arab tidak lain hanyalah kedok untuk mempertahankan kekuasaan dan kemakamuran yang hanya dinikmati oleh sekelompok orang.

Sabtu, 30 Agustus 2008

MARI BERJUANG MENJAUHI DOSA DI BULAN RAMADHAN DAN !! BULAN SETELAHNYA...................

Untuk memperoleh kedekatan dengan Allah, siapa pun harus meninggalkan segala macam dosa. Dirikan ibadah-ibadah fardu dan sunnah, termasuk doa-doanya. Yang terutama adalah mencegah diri dari berbuat dosa. Ini membutuhkan ketakwaan dan integritas, yakni elemen terpenting yang harus diambil oleh siapa pun.
Adalah kejujuran yang mencegah manusia dari melakukan dosa. Dosa tidak membiarkan seseorang untuk mencapai tepian samudra luas pengampunan Ilahi dan mendapatkan manfaat darinya. Dosa tidak membiarkan kita guna mengambil manfaat bagi kita sendiri puncak doa atau berpikir untuk memperbaiki jiwa kita. Marilah kita putuskan untuk menjauhkan diri kita dari dosa-dosa. Inilah syarat pertama.
Sudah tentu, dosa-dosa itu berbeda. Ada dosa individual, ada dosa sosial. Ada juga dosa-dosa yang dilakukan oleh tangan, mata, lidah, atau anggota tubuh lainnya. Barangkali dosa-dosa tidak tersembunyi bagi kaum Muslim. Mereka tahu apa itu dosa.
Siapa saja yang mendirikan salat, menunaikan ibadah-ibadah sunnah dan melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya, tetapi pada saat yang sama tidak mencegah diri dari berbuat dosa dan maksiat bisa diibaratkan dengan seseorang yang terkena batuk dan mengambil obat untuk menyembuhkan dirinya dan pada saat bersamaan menyantap makanan yang berbahaya bagi kesehatannya. Tentu saja, obat tersebut itu tidak ada efeknya.
Faedah terpenting dari suatu pemerintahan Islam adalah bahwa ia tidak mencemari atmosfer dengan dosa-dosa. Dalam suatu sistem (pemerintahan) arogan yang tidak Islami, atmosfer tersebut dikotori dengan dosa-dosa. Apabila orang hendak menjauhkan dirinya dari dosa-dosa dalam sistem tersebut, tampaknya mustahil baginya. Segala sesuatu menggiring manusia untuk melakukan dosa. Ini tidak terjadi dalam sistem Islam.
Dalam sistem Islam atmosfer kehidupan tidak disarati dengan dosa. Memang ada pendosa dalam masyarakat Islam di berbagai level, posisi, dan jabatan. Hal itu tak bisa diingkari tapi dosa hanya memiliki daya tarik personal. Hasrat-hasrat rendah manusia bisa mengarahkan orang kepada dosa. Sistem ini berbeda dari sistem setanik yang di dalamnya dosa adalah kriteria bagi kemajuan sosial juga.
Dalam sistem Islam, dosa bukanlah tolok ukur bagi kemajuan, sebaliknya ia adalah kontra nilai dan suatu rintangan di jalan kemajuan yang menurunkan martabat manusia ke derajat yang sangat buruk. Jika seseorang berbuat dosa, yang lainnya semestinya tidak mengatakan bahwa karena orang ini berbuat dosa, karena itu, tidaklah buruk untuk mengikutinya. Siapa pun yang berbuat dosa adalah pendosa, siapa pun ia. Adalah pendapat keliru dengan menyatakan bahwa karena fulan melakukan tindakan tertentu, mungkin saja perbuatan tersebut tidak salah.
Tentu saja, itu tidak menyenangkan untuk mengasumsikan bahwa sesuatu itu baik. Bahkan dianjurkan untuk berbuat demikian. Dalam seluruh aktivitas orang mukmin, orang harus melihat perbuatan dari pandangan positif. Sejauh mungkin semestinya ia tidak menganggap suatu perbuatan sebagai menyimpang. Namun ketika seseorang melakukan tindakan yang jelas-jelas salah, tidak ada perbedaan pelaku di sini. Siapa pun pelakunya ia, dosa adalah dosa. Nah, jika orang terkenal berbuat dosa, hukuman atas dosa mereka lebih besar. Karena itu, intinya adalah menghindari dosa.
Kita harus mencoba menjauhkan diri kita dari dosa di bulan Ramadan dengan amal dan pencegahan. Jika seseorang menjauhkan dirinya dari dosa, maka jalan akan terbuka baginya untuk mengangkat dirinya secara spiritual dan ia akan mampu menempuh perjalanan spiritual yang telah ditentukan bagi manusia. Akan tetapi, dengan beban dosa, perjalanan ini akan menjadi mustahil. Bulan Ramadan adalah kesempatan emas untuk menjauhi dosa.
Ya Allah, dekatkanlah diri kami kepada-Mu dan manusia serta kesempurnaan spiritual setiap harinya. Berilah kami pemahaman atas ajaran-ajaran Islam, cegahlah kami dari berbuat dosa, dan mudahkan kami menunaikan ibadah fardu dan sunnah. Di bulan suci, secara khusus, limpahi kami keberhasilan dalam berkomunikasi dengan al-Quran.
Ya Allah, bantulah model masyarakat Islam kami mengikuti masyarakat Islam dalam arti sebenarnya dari kata tersebut. Ya Allah, curahkanlah rahmat dan kasih sayang-Mu kepada pemimpin kami terdahulu yang kepadanya sistem ini, negeri, dan kaum Muslim yang sadar berutang budi. Ya Allah, segerakanlah kemunculan Mahdi yang dijanjikan!




Kamis, 28 Agustus 2008

Selamat datang ya Bulan Ramadhan.................


Assalamu’alaikum…
Mari kita senantiasa setting NIAT, upgrate IMAN, Download SABAR, delete DOSA, approve MAAF & hunting PAHALA…. Agar kita getting GUEST LIST masuk SURGA-Nya… Pulang ke kampung SURGA yukkkk! pakai mobil JIHAD yang berbahan bakar ISTIQOMAH, dengan sopir KEIKHLASAN, lewat jalan IMAN, eettt jangan lupa bawa peta AL-QUR’AN & SUNNAH-Nya, juga bekal TAQWA…. Semoga kita ketemu di sana…. :)
Ramadhan akan tiba sebentar lagi, dengan kerendahan hati maafkanlah segala kesalahan. MARHABAN YA RAMADHAN… Selamat mempersiapkan diri tuk sambut ibadah puasa 1429 H. Mari kita kuatkan iman, bersama menyongsong Bulan penuh Rahmah, Maghfirah dan Berkah.
Wassalam,

Peta Politik Iran: Ulama Tidak Mesti Konservatif, Akademisi Belum Tentu Reformis

ali-larijani.jpgansari.jpghaddad.jpg

Jumat lalu Iran menyelenggarakan Pemilu Parlemen yang sangat krusial karena menentukan arah dan nasib kebijakan politik dan ekonomi Ahmadinejad bahkan peluangnya dalam pemilihan presiden 2009 mendatang.

Sudah langganan, Pemerintah Amerika selalu menggambarkan pesta demokrasi itu sebagai drama politik dan meminimalkan partisipasi rakyat di dalamnya. Namun apa yang terjadi, sebagaimana dilaporkan oleh media asing seperti AP, AFP, Reuter dan aljazeera, melukiskan partisipasi luar biasa rakyat dalam pemungutan suara. Ini adalah fakta yang untuk kiesekian kalinya mengecewakan Amerika dan makin mengkhawatirkan Isarel.

Sebelumnya, banyak pengamat memprediksi bahwa prosentase kursi kalangan fundamentalis pro Ahamdinejad akan berkurang, akibat dari inflasi dan kebijakan ekonomi Pemerintah.

Prediksi ini tidak sepenuhnya meleset. Dalam penghitungan awal, meski kalangan konservatif masih menunjukkan dominasi terutama di Tehran, yang menjadi barometer konstelasi politik, jumla kursi kubu reformis juga akan sedikit bertambah.

Dr. Haddad Adil, pendukung kuat Ahmadinejad, dipastikan sebagai calon yang menempati urutan teratas dari 17 legislatif Tehran. Namun munculnya nama Majid Ansari, pria bersorban andalan kaum reformis, di urutan kelima merupakan indikasi perubahan peta politik yang cukup signifikan.

Kejutan lain yang akan muncul adalah terbelahnya kubu konservatif. Akibat kebijakan ekonomi Ahmadinejad yang dinilai tidak mampu mengatasi inflasi dan pengangguran, mengakibatkan munculnya dua sub-kubu, yaitu “kanan dalam”yang terdiri dari para politisi pendukung secara total Ahmadinejad terutama dalam gaya diplomasi luar negerinya yang mengabaikan ancaman Amerika dan sekutunya terkait program nuklir sipilnya; dan “kanan luar’ yang terdiri dari para pendukung Ahamdinejad dalam bidang politik namun mengkritiknya dalam kebijakan ekonomi yang kemungkinan akan mencalonkan Ali Larijani dalam pemilu presiden mendatang.

Yang menarik, kubu fundamentalis Iran didominasi oleh para akademisi non ulama, seperti Prof. Dr. Gholam Reza Haddad Adil, sedangkan kubu reormis lebih banyak terdiri dari kalangan ulama, seperti Mehdi Karrubi dan Majid Ansari. Bukan rahasia lagi, jika Mohammad Khatami, mantan presiden, sampai sekarang dianggap sebagai ikon kubu reformis, yang didukung oleh keluarga almarhum Imam Khomeini.

Telivisi internasional Iran berbahasa Arab, Al-Alam melaporkan bahwa kubu konservatif Iran sukses memenangi pemilu parlemen yang digelar secara serempak pada Jumat 14 Maret dengan meraih 113 kursi dari 290 kursi yang tersedia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 kursi dikuasai pendukung Presiden Ahmadinejad.

Rusia Siap Ladeni “Perang Dingin” 2

Rusia Siap Ladeni “Perang Dingin” 2

Presiden Rusia, Dmitri Medvedev menyatakan, Rusia tidak khawatir terhadap dimulainya kembali perang dingin dan Moskow telah siap menghadapai segala kemungkinannya.

Kantor Berita AFP melaporkan, Medvedev kemarin mengatakan, “Kami tidak takut apapun dan dimulainya perang dingin sangat bergantung pada sikap para rival dan juga masyarakat internasional.”

Menyinggung soal pengakuan Moskow terhadap kemerdekaan Abkhazia dan Ossetia Selatan, Medvedev mengatakan, Jika negara lain ingin menjalin hubungan yang baik dengan Rusia maka mereka harus memahami sebab di balik keputusan Moskow ini.”

Medvedev mengumumkan pengakuan negaranya terhadap kemerdekaan Abkhazia dan Ossetia Selatan seraya menilai keputusan ini sebagai satu-satunya jalan untuk menjaga keselamatan jiwa warga.

Obama Serukan Agar Dunia Selamatkan Israel dari Iran

Obama Serukan Agar Dunia Selamatkan Israel dari Iran


Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Barack Obama, pada Senin waktu setempat (Selawas WIB), menyerukan peningkatan tekanan diplomatik terhadap Iran sebelum Israel “merasa terpojok”.


Obama mengemukakan hal itu guna menanggapi pertanyaan seorang wartawan yang dikutip Xinhua dan AFP, apakah Israel akan membom tempat nuklir Iran suatu saat pada tahun ini, selama persinggahan kampanye Obama di Iowa.


Tanpa jawaban langsung, Obama mengatakan dirinya “terikat komitmen untuk memperketat ikatan secara diplomatik atas Iran” segera setelah ia terpilih sebagai presiden, sebelum Israel merasa bahwa “punggungnya menyentuh dinding”.


Ia mengakui, posisi Israel untuk tidak membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.


Iran yang memiliki senjata nuklir akan menjadi “pengubah permainan bagi wilayah tersebut”, sehingga memungkinkan Republik Islam itu untuk “mencampuri melalui wakil musuh, mencampuri urusan di Irak dan mengancam pasokan minyak”, kata calon dari partai Demokrat tersebut di hadapan sebanyak 250 pemilih pada suatu pertemuan di Davenport, Iowa.


Obama menggaris-bawahi bahwa Israel, “salah satu sekutu paling kuat kita di dunia”, merasa sangat terancam mengingat janji yang disampaikan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad untuk menghapuskan negara Yahudi itu dari peta dunia.


“Jadi tugas saya sebagai presiden nantinya ialah berusaha memastikan bahwa kita akan memperketat ikatan atas Iran secara diplomatik … untuk memberlakukan sanksi sehingga Iran mulai membuat perhitungan yang berbeda,” kata Senator dari Illionis itu.


“Dan kita harus melakukan itu sebelum Israel merasa punggungnya menyentuh dinding,” kata Obama –yang telah mengundang keraguan pemilih Yahudi mengenai komitmennya untuk membela Israel.


Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak, Rabu, mengatakan pemerintah Presiden AS George W. Bush saat ini menentang serangan militer terhadap instalasi nuklir Iran.

“Posisi kami ialah tak ada pilihan yang akan diangkat dari meja, tapi untuk sementara kita harus membuat kemajuan diplomatik,” kata Obama kepada stasiun radio militer.


Obama menyatakan ia percaya bahwa perasaan umum di Israel ialah kita takkan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.


Para pemimpin Israel merasa “tak ada pilihan militer yang bagus” tapi juga tak dapat diterima untuk membiarkan Iran memiliki senjata atom.


Obama dan pesaingnya dari partai Republik, John McCain, mendukung peningkatan tekanan atas Iran, tapi Obama juga ingin meningkatkan kontak bilateral.

McCain menentang kontak semacam itu, dan mengatakan bahwa cara terbaik untuk menangani masalah Iran ialah melalui kerjasama dengan sekutu AS. (antara)

Domini Canes Menggonggong Kafilah (Muslimin) Tetap Berlalu

Tzun Tzu ahli seni perang kuno Cina, mengatakan, “Dalam perang Intelejen sesungguhnya musuh dapat dihancurkan dengan kekuatannya sendiri, tanpa harus melibatkan prajurit kita”. Konsep ini telah dikembangkan diberbagai negara sejak lama, Belanda misalnya, untuk menghadapi kehebatan Tentara Syabil, Snouck Horgonje seorang konsultan militer Belanda memberikan arahan kepada para petinggi militer Belanda. Aplikasi doktrin Snouken itu melahirkan tentara marsose dan konsep strategis non militer untuk membungkam aksi Umat Islam. Salah satu doktrn tersebut berbunyi, memisahkan pemeluk Islam dari aktifitas politik, sosial, ekonomi, budaya yang sistematis dan membiarkan mereka serta mendukung mereka dalam menjalankan ibadah-ibadah ritualnya, serta membiarkan mereka berkiprah dalam lapangan ekonomi, namun tidak sebagai penentu pasar, tetapi cukup sebagai pelaku saja. Gobbels, Menteri Propaganda Pemerintahan Hitler Nazi Jerman, pernah membuat formula taktis perang propaganda untuk memenangkan perang, bahkan denganya suatu pertempuran dapat dimenangkan tanpa harus menembakkan satu peluru pun, doktrinnya berbunyi demikian, SEBARKAN BERITA KEBOHONGAN SECARA TERUS MENERUS, KEMAS DENGAN CARA YANG TERBAGUS NISCAYA IA AKAN MENJADI KEBENARAN” Inggris - AS dan sekutunya memahami betul resistensi dari umat Islam, apalagi mereka juga belajar dari Perang salib. Maka kesadaran tersebut dituangkan dalam konsep melemahkan Umat Islam, tanpa harus berperang. Sebagai pemenang PD I dan PD II mereka telah banyak belajar dari lawannya Gobbels termasuk juga dari kawannya Snoucken juga yang lain. Dengan operasi rahasia tingkat tinggi direkrutlah orang-orang yang bisa dibina, dan menurut Admiral Ayyub Sabri Pasha ditangan Abdullah bin Wahab dan kroninya, doktrin Snoucken itu mengejawantah. “DIBERITAKANLAH KEBOHONGAN SECARA TERUS MENERUS TENTANG BAHAYA SYI’AH, BID’AH POLITIK, EKONOMI, SAINS, TEKNOLOGI NISCAYA ITU AKAN JADI KEBENARAN”. Anda tidak boleh mendekati, membaca buku yang ditulis ulama Syi’ah, mengapa? karena anda bisa jadi pintar, pandangan dunia Tauhid anda jadi lebih baik, anda akan tercerahkan. Bahaya itu mengancam integritas AS dan sekutunya. Membaca bukunya Ayatullah Murthadha Muthahari, Ayatullah Bagir Sadr itu haram dia Rafidhi, isinya filsafat, filsafat itu menuhankan akal itu haram. Mengapa? Kalau anda membaca buku beliau akan tahu kelemahan dan kerapuhan filsafat Barat, bahkan bisa menghancurkan sendi ideologi kaum Barat. Bahaya itu. Maka menggonggonglah domini canes salafi (anjing penjaga) kepentingan barat ini. Anda tidak boleh, mendirikan partai seperti Tarbiyah dengan PKS nya, itu bid’ah besar. Mengapa? Karena anda akan tahu politik, dan peta pergerakan politik kepentingan-kepentingan terselubung barat. Wah bahaya ini, hegemoni sang tuan bisa goyah, menggonggonglah domini canes salafi (anjing) penjaga kepentingan barat ini. Anda tidak boleh, mencita-citakan berdirinya Khilafah dengan HT, itu bid’ah, itu mu’tazilah. Mengapa ? Karena itu akan menggeser dominasi AS dan sekutunya sebagai pengatur dunia. Bahaya itu, menggonggonglah domini canes salafi (anjing penjaga) kepentingan barat ini. Anda tidak boleh belajar irfan (Tasawuf) itu bid’ah. Mengapa? Kalau anda belajar tasawuf maka anda akan sampai pada pemahaman ilmu hudhuri, dan akan menyadarkan anda pada realitas peran dan fungsi di dunia, sehingga anda bisa bangkit seperti perlawanan kaum sufi di Afrika di abad 18. Wah bahaya itu, maka menggonggonglah salafi (domini canes) kepentingan barat. Ngapain anda belajar sain dan teknologi, itu hanya urusan dunia, apalagi anda mesti pergi ke negeri-negeri kafir orientalis, itu hanya mubah, itu hanya untuk kepentingan dunia. Mengapa? Karena anda jadi pandai, itu membahayakan, maka menggonggonglah salafi domini canes kepentingan barat. Ngapain belajar ekonomi, sudahlah kita i’tiba’ (baca: i’tiba’ yang diplintir) dagang madu, buku, atau rombengan. Mengapa? Bahaya karena anda akan mengancam kepentingan ekonomi mereka, maka menggonggonglah salafi domini canes kepentingan barat. Lalu apa yang musti dipelajari? Sudahlah yang penting anda hidup dengan tidak melakukan bid’ah. Dakwahkan kepada mereka urus itu mata kaki yang tertutup celana, bisa masuk neraka itu. Ganti pakaian anda dengan Gamis (ala hindu India?). Keluar dari pekerjaan kotor anda. Jualan madu saja dan selanjutnya dan selanjutnya…. Dengan demikian sebetulnya SALAFI-WAHABI ITU ADALAH PELAKSANA DOKTRIN SNOUKEN DAN PELAKU AKTIF DOKTRIN GOBBELS ”BERITAKAN KEBOHONGAN TENTANG BID’AH POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, SENI, TENTANG SYI’AH, HT, IM NISCAYA AKAN JADI KEBENARAN DAN KAMI AKAN AMAN”

Rabu, 27 Agustus 2008

Senin, 25 Agustus 2008

Pembebasan Tawanan Lebanon: Prestasi Perlawanan

Tanggal 16 Juli 2008 lalu adalah moment bersejarah yang tak terlupakan bagi riwayat perlawanan Islam rakyat Lebanon. Di hari itu, setelah lama menggelar perundingan tak langsung dengan rezim Zionis Israel yang diperantarai oleh pemerintah Jerman, gerakan perlawanan Islam Hizbullah Lebanon akhirnya berhasil membebaskan lima tawanan dan sekitar 200 jenazah para syuhada. Dengan demikian, ini merupakan kemenangan besar ketiga Hizbullah atas rezim zionis Israel selama delapan tahun belakangan. Operasi pembebasan tawanan tersebut dinamakan sebagai Operasi Ridwan, suatu upaya perjuangan untuk mengenang pahlawan Hizbullah, Syahid Imad Mughniyyah, yang terkenal dengan sebutan Haji Ridwan. Beliau gugur syahid beberapa bulan lalu dalam aksi teror yang dilancarkan oleh agen mata-mata Zionis di Syria.

Menteri dalam negeri rezim Zionis Israel menyebut operasi pertukaran tawanan dan jenazah itu sebagai hari duka bagi seluruh Israel. Mengomentari peristiwa itu, koran cetakan Tel Aviv, Yediot Aharanot, menulis, "Israel mencucurkan air mata duka, sementara Lebanon meneteskan air mata bahagia".

Pasukan Hizbullah untuk pertama kalinya pada Mei 2000 berhasil mengusir militer Israel dari selatan Lebanon setelah bertahun-tahun berjuang. Enam tahun kemudian, Juli 2006, geraakan perjuangan Islam Hizbullah kembali memetik kemenangan besar lainnya melawan rezim Zionis Israel. Di masa itu, dengan dukungan dan provokasi AS, Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Lebanon untuk menumpas gerakan perlawanan rakyat. Namun setelah 33 hari berjuang, Hizbullah berhasil memaksa rezim Zionis mengakhiri agresinya dan Israel terpaksa menelan kembali pahitnya kekelahan.

Setelah dua kali memetik kemenangan, Hizbullah kembali menorehkan kemenangan lainnya atas Israel. Hizbullah berhasil memaksakan syarat yang diajukannya kepada Tel Aviv untuk menggelar pertukaran tawanan dan jenazah. Ironisnya, akibat tekanan keras Hizbullah, pihak Israel tidak hanya mengembalikan para tawanan dan jenazah pejuang Lebanon, tapi bahkan hingga detik-detik akhir pertukaran, Israel tidak mengetahui jika dua serdadunya yang ditawan oleh Hizbullah pada tahun 2006 lalu, sebenarnya telah tewas sejak terjadinya bentrokan di masa itu.

Melihat kemenangan ketiga Hizbullah kali ini, tentu saja memunculkan banyak pertanyaan menarik. Salah satunya, mengapa sampai kini negara-negara Arab tak mampu meraih kemenangan terhadap rezim Zionis Israel. Padahal mereka dilengkapi kekuatan militer yang lebih tangguh ketimbang Hizbullah. Memang benar, terdapat banyak faktor yang menyebabkan kemenangan Hizbullah atas Israel. Iman yang teguh kepada Sang Khaliq dan keyakinan para pejuang Hizbullah bahwa Yang Maha Kuasa senantiasa mendukung mereka, merupakan sejumlah faktor utama penyebab kemenangan Hizbullah. Dengan kata lain, keberanian mengagumkan para pejuang Hizbullah sebenarnya bersumber dari kuatnya keimanan mereka terhadap pertolongan Ilahi. Karena itu, bendera Hizbullah mengambil slogan heroisme Al-Quran: "Sesungguhnya hizbullah niscaya menang!".

Selain itu, selama 26 tahun berkiprah di tengah masyarakat Lebanon di berbagai bidang, Hizbullah membuktikan dirinya sebagai organisasi kerakyatan yang nonsekterian dan selalu berjuang untuk melepaskan rakyat Lebanon dari kezaliman rezim Zionis Israel. Hizbullah tidak hanya unggul dalam perjuangan bersenjata. Gerakan ini juga telah berjasa besar dalam mengembangkan dunia pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, Hizbullah tidak hanya dicintai di kalangan komunitas Syiah saja, tapi juga di kalangan masyarakat Sunni, Kristen, Druze dan kelompok minoritas lainnya.

Dukungan kuat rakyat Lebanon terhadap gerakan perjuangan Islam Hizbullah merupakan salah faktor lainnya kemenangan gerakan ini. Selama masa pendudukan kawasan selatan Lebanon oleh Israel dan perang 33 hari dua tahun lalu, rakyat Lebanon senantiasa teguh bertahan di hadapan agresi biadab rezim Zionis Israel. Mereka tak pernah lelah untuk selalu mendukung perlawanan para pejuang Hizbullah menentang Israel. Hadirnya pemimpin bijak dan berani setangguh Sayid Hasan Nasrullah merupakan faktor lain yang tak bisa diingkari dalam kesuksesan Hizbullah di kancah politik dan perjuangan bersenjata. Pasca aksi pertukaran tawanan antara Hizbullah dan rezim Zionis, koran Maarif cetakan Israel menulis, "Israel sudah dilecehkan. Sementara sosok Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, sebagai pemimpin Arab yang pertama kali memerangi Israel dan mengalahkannya, kian kokoh dan namanya diabadikan sejarah".

Kemenangan akhir gerakan perjuangan Islam di bawah pimpinan Sayid Hasan Nasrullah terhadap rezim Zionis bisa ditilik dari beragam dimensi. Selama ini, rezim Zionis dikenal memiliki kekuatan intelijen amat tangguh yang biasa digunakan untuk meneror para tokoh penting Palestina. Namun dalam aksi pertukaran tawanan dengan Hizbullah, agen mata-mata Israel benar-benar menelan kekalahan telak. Jaringan intelijen Zionis bahkan tak mampu mengendus nasib sebenarnya dua serdadu Israel yang ditawan Hizbullah dua tahun lalu hingga di detik-detik akhir pertukaran. Apakah mereka masih hidup ataukah sudah tewas? Hingga akhirnya Tel Aviv terpaksa menukar dua jasad serdadunya itu dengan lima tawanan dan sekitar 200 jenazah para pejuang Lebanon dan Arab lainnya.

Karena itu, sejumlah pejabat tinggi Israel menyebut moment pertukaran tawanan itu sebagai hari kelam bagi sejarah rezim Zionis. Menteri intelijen Israel, menyatakan, "Pertukaran tawanan, telah menampakkan kelemahan Israel". Orang nomor satu agen mata-mata Israel ini bahkan mendesak media-media Israel untuk tidak meliput moment tersebut. Terkait hal ini, koran cetakan Inggris, Independent, menulis, "Operasi itu, telah meruntuhkan mitos Israel sebagai kekuatan yang tak terkalahkan di mata dunia dan dalam negeri Israel."

Upaya keras Hizbullah untuk membebaskan tawanan dan jenazah para pejuangnya membuktikan bahwa gerakan Islam ini begitu peduli terhadap nasib para pejuangnya dan tak akan pernah bisa mengabaikan masalah kemanusiaan. Langkah berani Hizbullah itu mendapat sambutan gembira pihak keluarga pejuang yang selama bertahun-tahun menanti putranya. Di antara para tawanan dan jenazah yang berhasil dibebaskan oleh Hizbullah, terdapat pula nama sejumlah aktifis dari kelompok dan negara-negara lain. Kenyataan itu membuktikan bahwa Hizbullah tidak hanya berjuang untuk kepentingan kelompoknya semata, tapi juga mengemban misi kemanusiaan dan islami.

Pembebasan Samir Kantar, yang telah ditawan oleh rezim Zionis sejak 30 tahun lalu sebelum bedirinya Hizbullah, merupakan bukti nyata misi kemanusiaan yang diperjuangkan oleh gerakan perjuangan Islam Lebanon ini. Sebegitu kagumnya Samir terhadap gerak perjuangan Hizbullah, hingga ia menyebut Sayid Hasan Nasrullah sebagai pemimpin dan gurunya. "Kemarin, saya ditawan musuh. Tapi mulai dari sekarang saya akan lebih bersemangat untuk memerangi musuh".

Tidak hanya itu saja, Hizbullah bahkan juga memperjuangkan dibebaskannya para pejuangan Palestina dari kurungan penjara Israel. Mengomentari hal ini, Sekjen Hizbullah, Sayed Hasan Nasrullah menyatakan, "Kami telah berkali-kali menekankan bahwa pertukaran tawanan berdasarkan kesapakatan tahap kedua mesti juga meliputi pembebasan para tawanan Palestina."

Tampaknya, akibat sikap tegas pemimpin Hizbullah inilah yang membuat Liga Arab mengeluarkan statemen yang mendesak masyarakat internasional untuk menekan rezim Zionis membebaskan seluruh tawanan Palestina. Tegasnya, gerakan perjuangan Islam Hizbullah sejatinya merupakan teladan dan model perjuangan bagi bangsa-bangsa yang tertindas. Sebagaimana bangsa Palestina, Irak, Afghanistan, dan bangsa-bangsa lainnya.

Minggu, 24 Agustus 2008

Tradisi Ziarah Kubur Menjelang bulan Ramadhan

Tradisi Ziarah Kubur Menjelang bulan Ramadhan

Tradisi ini suatu hal yang sangat baik kita pertahankan dan
publikasikan. Ziarah kubur dianjurkan di dalam Islam, karena dapat
mengingatkan kita pada kematian, menyadarkan kita pada dosa. Selain
itu untuk mendoakan orang tua, keluarga, sahabat dan saudara kita yang
telah mendahului kita berpulang ke hadirat Allah swt, dan kita semua
pasti menyusulnya. Disamping mendoakan mereka di kuburnya, kita
dianjurkan mengenang jasa-jasa baik mereka, sampai menangis pun tidak
ada larangan. Bahkan menurut Ahlul bait Nabi saw hal itu sangat
dianjurkan. Agar kita tidak mudah melupakan jasa-jasa baik mereka.

Dalam hadis-hadis tentang keutamaan bulan Ramadhan disebutkan bahwa di
bulan Ramadhan Allah swt membebaskan beribu-ribu hamba-Nya dari beban
siksa dan azab kubur. Hal ini juga disebutkan di dalam doa-doa
Ramadhan yang bersumber Ahlul bait Nabi saw.

Semoga dengan tradisi ini dan doa-doa kita untuk mereka, mereka
digolongkan pada hamba-hamba Allah swt yang dibebaskan dari semua
siksa dan azab kubur, dan digolongkan oleh Allah swt pada hamba-hamba-
Nya memperoleh kebahagiaan dan derajat yang tinggi di sisi-Nya।


Sekitar Persoalan Penghuni kubur
Rasulullah saw bersabda:
“Berilah hadiah mayit-mayitmu.” Kemudian kami (sahabat) bertanya: Apa hadiah untuk mayit? Beliau menjawab: “Sedekah dan doa.” (Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 570)

Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya setiap Jum’at arwah orang-orang mukmin datang ke langit dunia vertikal dengan rumah mereka, seraya masing-masing mereka memanggil dengan suara yang sedih sambil menangis: wahai keluargaku, anak-anakku, ayahku dan ibuku, kerabatku, sayangi kami niscaya Allah menyayangi kalian dengan hadiah yang kalian berikan pada kami. Celaka kami (karena harta kami), kami yang dihisab, orang lain yang mengambil manfaat.”

Dalam hadis yang lain Rasulullah saw bersabda:
“Masing-masing mereka memanggil kerabatnya: Sayangi kami dengan dirham atau roti atau pakaian, niscaya Allah menyayangi kalian dengan pakaian dari surga.” Kemudian Rasulullah saw menangis. Kami (sahabat) pun ikut menangis, Rasulullah saw tak kuasa berbicara karena banyaknya menangis. Kemudian beliau bersabda: “Mereka itu adalah saudara kalian dalam agama, mereka hancur menjadi tanah setelah mereka (di dunia) diliputi kesenangan dan kenikmatan. Mereka memanggil dengan seruan: “Celaka kami, sekiranya kami dulu menginfakkan harta kami di jalan ketaatan kepada Allah dan ridha-Nya, niscaya kami tidak butuh pada kalian.” Lalu mereka pulang dengan kerugian dan penyesalan, dan mereka berseru: Cepatlah kalian bersedekah untuk mayit kalian.”

Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah pada orang-orang yang telah meningga? Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah, mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku bertanya lagi: Apa yang harus kami baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini. (lihat doa berikutnya)

Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata:
“Barangsiapa yang tidak mampu berziarah kepada kami (Ahlul bait), maka hendaknya berziarah pada orang-orang shaleh yang berwilayah kepada kami, maka akan dicatat baginya seperti pahala berziarah kepada kami; dan barangsiapa yang tidak mampu menyambung silaturahim pada kami, maka hendaknya menyambung silaturahim pada orang-orang shaleh yang berwilayah kepada kami, maka akan dicatat baginya seperti pahala menyambung silaturahim pada kami.”

Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata:
“Barangsiapa yang mendatangi kuburan saudaranya yang mukmin, kemudian meletakkan tangannya pada kuburannya, dan membaca surat Al-Qadar (7 kali), maka ia akan diselamatkan pada hari kiamat.” Dalam hadis yang lain disebutkan: “dan menghadap ke kiblat.”

Syeikh Abbas Al-Qumi (ra) mengatakan: Pahala bacaan surat tersebut untuk orang yang membacanya, juga untuk penghuni kubur yang diziarahi. Karena hal ini dikuatkan oleh hadis-hadis yang lain.

Makruh Ziarah kubur di malam hari
Tentang makruhnya ziarah ke kuburan orang-orang mukmin di malam hari, Rasulullah saw bersabda kepada Abu Dzar: “Jangan sekali-kali kamu berziarah kepada mereka di malam hari.”

Adab dan doa ziarah kubur
Pertama: Ketika memasuki areal kuburan mengucapkan salam.
Abdullah bin Sinan pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bagaimana cara mengucapkan salam kepada penghuni kubur? Beliau menjawab: Ucapkan:

اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَنْتُمْ لَنَا فَرْطٌ وَنَحْنُ اِنْ شَآءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr, minal mu’minîna wal muslimîn, antum lanâ farthun, wa nahnu insyâallâhu bikum lâhiqûn.

Salam atas para penghuni kubur, mukminin dan muslimin, engkau telah mendahului kami, dan insya Allah kami akan menyusulmu.

Atau mengucapkan salam seperti yang diajarkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa):

اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا اَهْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ بِحَقِّ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ كَيْفَ وَجَدْتُمْ قَوْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ بِحَقِّ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ اِغْفِـرْ لِمَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، وَاحْشَـرْنَا فِي زُمْرَةِ مَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ عَلِيٌّ وَلِيُّ اللهِ

Assâlamu ‘alâ ahli lâ ilâha illallâh min ahli lâ ilâha illallâh , ya ahla lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh kayfa wajadtum qawla lâ ilâha illallâh min lâ ilâha illallâh, ya lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh ighfir liman qâla lâ ilâha illallâh, wahsyurnâ fî zumrati man qâla lâ ilâha illallâh Muhammadun Rasûlullâh ‘Aliyyun waliyullâh.

Salam bagi yang mengucapkan la ilaha illallah dari yang mengucapkan la ilaha illallah, wahai yang mengucapkan kalimah la ilaha illallah dengan hak la ilaha illallah, bagaimana kamu memperoleh kalimah la ilaha illallah dari la ilaha illallah, wahai la ilaha illallah dengan hak la ilaha illallah ampuni orang yang membaca kalimah la ilaha illallah, dan himpunlah kami ke dalam golongan orang yang mengu¬cap¬kan la ilaha illallah Muhammadur rasululullah Aliyyun waliyyullah.

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang memasuki areal kuburan, lalu mengucapkan (salam tersebut), Allah memberinya pahala kebaikan 50 tahun, dan mengampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya 50 tahun.”

Kedua: membaca:
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).

Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Qadar (7 kali) di kuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat padanya untuk beribadah di dekat kuburannya, dan mencatat bagi si mayit pahala dari ibadah yang dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah memasukkan ia ke surga. Dan dalam membaca surat Al-Qadar disertai surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash dan Ayat kursi, masing-masing (3 kali).”

Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali):

اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْئَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ اَنْ لاَتُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتِ

Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli Muhammad an lâ tu’adzdziba hâdzal may¬yit.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.

Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat.”

Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ، وَصِلْ وَحْدَتَهُ، وَاَنِسْ وَحْشَتَهُ، وَاَمِنْ رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ يَسْـتَغْنِي بِهَا عَنْ رَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ يَتَوَلاَّهُ

Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.

Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.

Ibnu Thawus mengatakan: Jika kamu hendak berziarah ke kuburan orang-orang mukmin, maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan pada kuburannya dan membaca doa tersebut.

Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah ke orang-orang yang telah meningga? Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah, mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku bertanya lagi: Apa yang baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini:

اللَّهُمَّ جَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جُنُوبِهِمْ وَ صَاعِدْ إِلَيْكَ أَرْوَاحَهُمْ وَ لَقِّهِمْ مِنْكَ رِضْوَانًا وَ أَسْكِنْ إِلَيْهِمْ مِنْ رَحْمَتِكَ مَا تَصِلُ بِهِ وَحْدَتَهُمْ وَ تُونِسُ بِهِ وَحْشَتَهُمْ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ

Allâhumma jâfil ardha ‘an junûbihim, wa shâ’id ilayka arwâhahum, wa laqqihim minka ridhwânâ, wa askin ilayhim mir rahmatika mâ tashilu bihi wahdatahum, wa tûnisu bihi wahsyatahum, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr.

Ya Allah, luaskan kuburan mereka, muliakan arwah mereka, sampaikan mereka pada ridha-Mu, tenteramkan mereka dengan rahmat-Mu, rahmat yang menyambungkan kesendirian mereka, yang menghibur kesepian mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 567-570)

PerangBudaya

Musuh tidak akan pernah menang menghadapi Islam. Hanya dengan satu jalan yang membuka harapan mereka, yaitu program strategis (plot) budaya. Melalui budayalah mereka berusaha secara sistimatis terencana – dengan berbagai trik berlandaskan pengalaman yang mereka miliki – melakukan infiltrasi kedalam negara (baca: masyarakat) Islam. Mereka berusaha membangun pusat pengambangan pemikiran dan ide, dari sinilah semua gelombang propaganda dipancarkan keseluruh masyarakat sehingga tersedialah lahan untuk semua keperluan mereka. Tentu untuk semua ini aktivitas ini mereka menggunkan cover-kedok- ilmiyah.


Sebagaimana para pelaku dan saksi mata Revolusi Islam pelahan lahan masuk kedalam usia tua maka masa depannya akan diestafet oleh generasi muda – para pemuda yang tidak mengetahui banyak tentang regim tiran penindas dan juga mereka yang bukan pernah aktif berjuang bersama rakyat pra atau pasca Revolusi-. Yang ada hanyalah keinginan mereka, keinginan yang dilandasi materi – dengan bayangan dimana mayoritas masyarakat berfikir demikian sehingga harapan inipun muncul dari keadaan- yang muncul secara perlahan lahan/gradual yang mana lepas dari penanganan pemerintah sehingga mereka merasa keinginan dan harapannya tidak cukup terpenuhi.

Sebenarnya, dari mana pekerjaan itu dimulai?, bagaimana masuk kedalam generasi muda ini?, bagaimana ide pemikiran ini dan nilai nilai yang mereka miliki itu dapat berubah sehingga tersedianya lahan bagi oknun tertentu?. Mereka (oknum oknum) itu, telah melakukan penelitian tentang aspek dasar pendukung rakyat dari Negara Islam yangmana siap untuk hidup dengan derita, sengsara, kekurangan, dengan adanya pemboman, serangan roket dan semua derita yang mereka sudah tangung tapi mereka tetap mendukung Negara islam ini. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa dukungan umum dari rakyat berakar pada keyakinan dan agama rakyat tersebut.

Tiga Plot Budaya

Semua mengetahui bahwa pendukung Revolusi Islam (terutama rakyat Iran) bermazhabkan Ahlil Bait as (Ja’fariayah Itsna Asariyah), dan idola mereka adalah para imam maksum as terutama imam Sayyidus Syuhada’ al Husein as. Mereka meyakini dimana untuk sampai pada tujuan organ Islam haruslah mengorbankan harta, jiwa, dan semua yang dicintai,. Hal ini mengakar dihati mereka,telah meresap kedarah daging dan akan dibawanya hingga mati. Musuh Islam berusaha menghapuskan keyakinan ini. Mereka berusaha untuk membuat genersi yang akan datang tidak menggantungkan diri pada pemerintahan agamis. Mereka berusaha memasukkan pemikiran kepada generasi muda sehingga keyakinan kepada pemerintahan agamis akan menjadi lemah, juga kepada siapa/apapun yang ada kaitannya dengan agama. Karena (sekarang) rakyat dan pemuda berkeyakinan bahwa agama yang harus memerintah, dan pemerintahpun harus orang yang memahami agama, tokohnyapun haruslah mendalami agama, seperti Wali Faqih. Selama pemikiran ini masih tersemat di dalam hati rakyat terutama pemudanya, maka tidak ada yang akan dapat mempengaruhi pemerintahan ini, sehingga merusak Negara Islam di Iran merupakan hal yang mustahil.

(Musuh islam berkesimpulan) Maka keyakinan ini harus dihapuskan, tapi dengan cara apa, dan bagaimana?. Hal ini akan menjadi mungkin dengan mempropagandakan pemikiran melalui (yang disampaikan oleh) sekumpulanan ahli/pakar. Karena itu mereka membangun suatu pusat diantara pusat budaya dan universitas/perguruan tinggi. Mereka mencoba mengajar sehingga dapat menyelewengkan pemikiran dan mencoba memperluas pemikiran ini didalam masyarakat. Sehingga diharapkan perlahan lahan pemikiran ini akan berpengaruh, minimal akan membuat rakyat ragu, terutama dikalangan pemudanya hinggalah keyakinan terhadap Negara islam dan Wilayatul Faqih akan sirna. Menghapuskan keyakinan pemuda pada Negara Islam merupakan hal yang ideal bagi musuh islam, karena kalau saja pemuda 14 tahun sudah ragu tentulah mereka tidak akan siap untuk mengikat granat dan melamparkan dirinya kebawah tank (hal ini pernah dilakukan oleh Husein Fahmideh seorang pemuda milisia rakyat-Basij). Gerakan ini dilakukan ini akan berhasil ketika para pemuda tidak memiliki keyakian yang cukup kuat terhadap akherat, Kitab dan perhitungan akhir serta nilai nilai dari iitu. Apa bila terjadi keraguan saja, sudah cukup, menapakkan satu kaki kedepan –sekalipun satu kaki lagi masih tertinggal dibelakang- , karena ini sudah berarti lahan untuk memasukkan keinginan sudah tersedia.

Untuk mencapai tujuan ini, digunakan oknum oknum profesional yang sudah direkrut mereka, dan antek antek yang telah hilang harga dirinya, mereka menjalankan plotnya dengan berbagai jalan/cara yang didapatkannya dari sepanjang sejarah. Hal ini ditujukan kepada mereka yang tidak /belum cukup kuat keyakinannya sehingga dengan mudah dapat dicuci bersih melalui para pekerja musuh Islam. Harapan mereka itu dilakukan terfokus pada beberapa titik:

I. Propaganda Pemikiran Pemisahan Agama dan Politik

Fokus pertama yang menjadi sasaran propaganda musuh Islam adalah memisahkan pemerintahan dan politik dari agama. Untuk melaksanakan propaganda ini mereka sudah menyiapkan berbagai sarana. Telah berabad abad di dunia bagian barat terutama di Eropa sudah membentangkan masalah ini , berbagai buku telah ditulis, bermacam macam penelitian dilakukan, hasil dari aktifitas dibarat itu adalah munculnya Sekularisme dan memisahkan agama dari politik sebagai kesepakatan yang mereka lakukan sendiri. Untuk mencapai kepada tujuan ini harus pula dipersiapkan lahan yang cukup baik, minimal membentuk kader yang memiliki kepercayaan adanya pemisah antara agama dan politik. Tentu sedikit banyak sudah terdapat potensi itu: diantara pada aktifis yang dulu ikut giat dalam memperjuangkan revolusi, dan kemudian memiliki kedudukan di pemerintahan Negara Islam, tapi memiliki lahan dan pemikiran seperti ini; yaitu mereka berkeyakinan adanya dinding pemisah antara agama dan politik. Merekapun gencar mempropagandakan pemikiran ini dan juga menulis berbagai kitab. Penyokong dan supporter aktifitas kebudayaan ini adalah barat.

Jadi salah satu fokus plot musuh islam adalah memisahkan agama dari politik. Sekalipun tidak semua masyarakat terpengaruh oleh pemikiran ini. Rakyat yang telah memberikan orang orang yang dicintainya untuk berdirinya Negara islam ini, dengan mengorbankan hartanya, mengenyam berbagai kesulitan, tidak akan mudah terpengaruh oleh pemikiran ini. Terutama ucapan malakuti imam Khomeini qs masih mengiang ditelinga mereka, ungkapan yang telah membentuk madrasah bagi masyarakat – dimana agama kita adalah poltik kita itu sendiri-, ucapan ini tidak mudah dilupakan.

II. Mengingkari Wali Faqih

Fokus kedua dari propaganda budaya musuh islam dan pemikir barat (western oriented/minded) adalah menerima pemikiran dimana agama tetap terjaga dalam semua aspek kemasyarakatan, harus juga dilaksanakan dalam masyarakat begitu juga dalam politik, tapi pemerintahan agama tidak bermakna pemerintahan Fuqaha’. Sudah cukup undang undang disetujui di Majlis Syura, sudah melalui satu filter sehingga tidak bertentangan dengan agama. Aturan ini sudah cukup karena tidak melanggar agama sehingga sudah cukup untuk dikatakan pemerintahan agama. Karena hukum/aturan yang sudah mengikuti agama ini telah dilaksanakan. Pemerintahan agamapun tidak lain memiliki makna demikian.

Maka inilah plot kedua, kalau masyarakat tidak dapat diyakinkan bahwa politik dan agama terpisah, maka mereka akan mengatakan; memang politik dan agama tidak dapat terpisah tapi makna pemerintahan agama adalah hukum/aturan agama telah dijalankan, tapi siapa pelakasananya tidak ada hubungan dengan agama. Masyarakat yang telah memilih seseorang dalam pemilu untuk melaksanakan hukum agama, maka dialah pemerintah (hakim) agama. Jadi yang mereka (musuh islam) katakan bahwa pemerintah Islam adalah pelasanaan hukum agama, tapi bukan hakim (pelaksana hukum) yang mutadayin (berpegang teguh dengan agama), atau alim faqih. Mereka menerima dimana politik memiliki peran dalam agama, tapi tidak dapat menerima pelaksana hukum agama adalah seorang faqih, atau dipucuk pemerintahan agama adanya Wali Faqih. Musuh musuh Islam bekerja keras untuk plot ini, yaitu memisahkan pemerintahan agama dari teori Wali Faqih. Hingga sekarang mereka masih terus aktif menjalankan plotnya. Diberbagai Koran harian, termasuk Koran harian yang besar, juga di majalah dengan berbagai bentuk dan metoda. Ditebarkan propaganda ini di universitas, perguraan tinggi dan diberbagai pusat budaya hingga kadang kadang sampai ditempat orang orang yang cukup memiliki keyakinan bahwa agama dan poltik tidak terpisah. Agama dan politik tidak terpisah; ini dapat diterima, tapi Wali Faqih sebagai pemimpin tidak merupakan kelaziman dari pemerintahan Islam ?!.

Plot ini banyak mempengaruhi para pemuda yang tidak mengetahui dengan dalam masalah hukum Islam dan mendalami dasar fiqih. Terutama dengan instrument budaya yang besar dan banyak sehingga propaganda ini tampak berpenaruh. Tapi sekarang, dalam masyarakat, masih ada orang yang tidak terpengaruh oleh pemikiran ini, dimana mereka masih berkeyakinan bahwa Wali Faqih ada dalam UUD yang menjadi rukun dari pemikiran dan gerak mereka. Sehingga Ravolusi ini dikenal di dunia dengan nama Revolusi Wali Faqih dan pemerintahan Wali Faqih.

III. Kritik dalam Pemilihan Wali Faqih

Alami sekali, ketika menghadapi orang yang berkeyakinan terhadap Wali Faqih, harus mempengaruhi mereka dari sisi lain, yaitu dengan memunculkan pemikiran dimana pada konsep Wali Faqih ada banyak permasalahan. Yaitu bentuk Wali Faqih yang dilaksanakan di Iran masih dapat diperbarui lagi (pandangan dan pendapatnya). Wali Faqih yang ada di Iran ini tidak betul, tidak sesuai dengan demokrasi dan liberalisme. Wali Faqih harus disesuaikan dengan nilai demokrasi atau dengan pola berfikir dunia dizaman ini. Jadi inilah plot ketiga; adalah kritik terhadap pemilihan Wali Faqih di Republik Islam iran sekarang.

Apa yang diharapkan oleh musuh Islam dengan propaganda pemikiran dan teori ini adalah munculnya generasi muda mendatang akan menerima semua plot ini sebagai keberanan. Maka setiap orang yang terpengaruh dengan pandangan atau plot ini, dimanapun dia berada, siapapun dia, pada posisi apapun dia di masyarakat, maka dia akan membantu keinginan penjajah dunia dan ikut menghantarkan penjajah itu mencapai cita citanya.

Tugas kita terhadap tiga plot musuh Islam

Dengan catatan bahwa musuh Islam dalam menjalankan ketiga plot strategis ini telah mengerahkan kekuatannya yang tidak sedikit. Kalau seseorang memiliki ikatan jiwa dengan pemerintahan Islam ini – alhamdulillah tidak sedikit tapi banyak- maka:

1. Perlu mengetahui ketiga plot ini sehingga tidak terpengaruh oleh plot musuh ini. Maka haruslah menambah pengetahuan untuk memahami bahwa agama dan politik tidak terpisahkan. Harus pula diyakini kalau saja agama lain dapat memisahkan agama dengan politik tapi Islam tidak demikian.

2. Haruslah mempertajam penerimaan terhadap pandangan/pemikiran dimana pemerintahan agama bukan hanya aturan yang telah disetujui oleh Majlis Syuro, berarti sudah Islami dan tidak bertentangan dengan Islam, tapi juga, pemerintahan agama bermakna pelaksananya (hakim) terikat dengan Islam, pakar islam dan juga pribadi dan pelaksanana terbaik hukum Ilahi, kalau tidak maka aturan saja yang tertulis diatas kertas tapi pelaksanaanya tidak dijaga, maka apa gunanya bagi masyarakat?.

Tidak akan ada gunanya kalau apa yang sudah ditulis diatas kertas tapi tidak dilaksanakan, sehingga kalau hukum/aturan Islam hanya disepakati oleh Majlis Syura tapi tidak ada seorang yang menduduki posisi pemimpin yang memiliki keterikatan hati dengan hukum tersebut, tidak pula memiliki kemampuan (persyaratan) yang cukup, pola berfikir dan agamis. Hukum pastilah tidak akan dapat dilaksanakan. Hukum itu tidak memiliki jaminan untuk dapat dilaksanakan.

Maka dasar kedua adalah kewajiban untuk memperdalam pengetahuan dan keyakinan pada dasar wilayatul faqih. Teori ini perlu dibahas lebih jauh/dalam sehinga keyakinan kita lebih kuat dan juga generasi mendatang akan mempercayai bahwa pemerintahan Islam hanya dapat dilaksananakan dibawah wilayatul faqih.

3. Apakah bentuk wilayatul faqih yang sudah berjalan lebih dari dua dekade di Iran itu adalah walayatul faqih yang sesuai dengan ajaran Ahlul Bait as, atau kah harus diganti lagi?. Sebenarnya masalah ketiga adalah masalah yang lebih partial dibanding dua masalah sebelumnya (1 dan 2). Maka dua masalah tersebut merupakan hal yang lebih penting, sehingga kita harus memperdalam pembahasan falsafah politik Islam.

Wajib mencari pola terbaik untuk menghadapi plot musuh

Sebagaimana telah diketahui bahwa musuh telah melakukan tiga plot: memisahkan agama dari politik, memisahkan pemerintahan agama dari wali faqih, meragukan kebenaran pelaksanaan wali faqih. Sehingga secara umumpun kita menghadapi tiga kelompok manusia; Sehingga perlu dipisah bagaimana menghadapi satu kelompok dengan kelompok yang sudah mempercayai bahwa adanya pemerintahan agamis tapi tidak menentukan pelaksananya. Yaitu dengan cara dan pola yang terpisah. Seperti seorang yang tidak mempercayai tuhan, maka kita harus memulai pembahaasan dari suatu tempat dimana dimulai dari pembahasa keberadaan Allah, kemudian kenabian secara umum dan khusus. Sementara orang yang sudah menerima ketuhanan dan kenabian maka kalau hendak membahas kenabian tentulah membahas kenabian secara khusus.

Karena pembahasan ini terlampau kompleks maka tidak mungkin dapat diselesaikan hanya melalui satu cara atau menggunakan satu matan; dalam satu permasalahan mungkin terpaksa menggunakan metoda rasional, dalam hal yang lain diperlukan cara naqli dan ta’abbudi serta dalil syar’I, dari aspek lain diperlukan pula melalui pembahasan melalui pendekatan sejarah dan kenyataan yang ada. Sehingga tidak ada yang dapat ditentukan secara pasti, tapi kondisi dan situasi dari keadan dan personal akan menentukan metoda dan dalil.

Petisi Membela Kehormatan Nabi SAW

Protes simbolik para intelektual, akademisi, seniman, ilmuan, dan kalangan elite dunia Islam kepada Uni Eropa atas kasus penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw, penistaan, dan penyebaran kebencian terhadap nilai-nilai Islam.

Bapak dan Ibu Yang Terhormat,

Kami, penandatangan surat protes kultural dan etis ini, sebagian besar adalah tokoh ilmuan, budayawan, seniman, dan aktifis LSM, yang memandang isu-isu kebudaayan dunia dengan perspektif logis dan legal, amat heran dan kecewa atas sikap tidak beradab sejumlah pemerintah, media, dan kelompok-kelompok politik di Eropa. Melalui surat ini kami nyatakan protes kami terhadap pelbagai pencitraan buruk, lontaran dusta, dan propaganda anti-Islam dan anti-Nabi Muhammad yang bernada fasisme. Kami mengajak Anda untuk menjunjung tinggi logika, moral, dan kebebasan dwi-pihak, serta menafikan sensor dan penistaan terhadap Islam. Kami juga mengajak Anda untuk berdialog secara terbuka dan transparan di mahkamah nurani internasional.

Kami merasa cemas terhadap berlangsungnya proyek yang tidak adil dan sarat kekerasan melawan Islam dan masyarakat muslim di Eropa. Suatu proyek yang memproduksi dan menyebarkan kebencian dan ketakutan kepada Islam. Proyek kekerasan yang melancarkan perang urat syaraf dan propaganda liar melawan sosok suci, utusan agung Tuhan, yang mengajarkan moral dan spiritualitas, Nabi Muhammad saw, sang pembawa kabar gembira rahmat, rasionalitas, dan keadilan bagi seluruh umat manusia. Sebuah proyek di kancah global yang menjadi contoh nyata terorisme propaganda, kekerasan budaya, dan melanggar hak-hak satu setengah miliar kaum muslim di seluruh dunia, yang terjadi di luar perkiraan dan tak dapat dicegah. Budaya kekerasan dan cara-cara kebencian yang berkedok 'kebebasan berekpresi' ini, bukan hanya menjadikan nabi Muhammad sebagai sasarannya, tapi terkadang juga menyerang figur-figur suci lainnya, seperti: Nabi Isa, Maryam, Nabi Musa, dan Nabi Ibrahim, baik dalam bentuk filem, roman, dan karikatur, maupun makalah beracun yang menyebarkan kebencian, dan terorisme kultural.

Pernyataan sejumlah pejabat tinggi negara-negara Eropa, khususnya menteri luar negeri Jerman, selaku jurubicara Uni Eropa, justru mendukung aksi setan, amoral, dan tidak berperadaban tersebut. Desakan mereka yang mengajak seluruh media Eropa untuk menistakan Nabi Muhammad saw, merupakan bukti bahwa kasus penghinaan ini bukan isu personal dan kebetulan. Serangan terhadap Islam telah berubah menjadi kebijakan resmi dan politik pemerintah.

Namun demikian, hingga kini kami belum yakin apakah gerakan ini merupakan bagian dari politik resmi Uni Eropa ataukah pandangan pribadi sejumlah jurubicara dan pejabat tinggi Eropa yang dilancarkan karena tekanan zionis? Karena alasan itu surat ini kami tulis.

Bila kita anggap bahwa masalah utama masyarakat Eropa adalah isu kebebasan berekspresi, maka beberapa pertanyaan berikut ini layak untuk dijawab:
1. Apakah kebebasan tanpa moral dan logika, kebebesan menghina dan dusta merupakan pengabdian pada "pertumbuhan dan kesadaran" ataukah pengabadian pada "diskriminasi dan kekerasan"? Apakah kebebasan dan hak semacam ini juga bisa dibenarkan pada pihak lain yang juga menyerang nilai-nilai kita ataukah tidak? Mengapa?
2. Mengapa Eropa yang mengklaim bebas, malah tak tahan dengan busana perempuan muslim? Mengapa hak-hak perempuan, terutama hak untuk tidak telanjang, menjaga kehormatan perempuan, dan kebebasan dalam berpakaian ditumpas dengan undang-undang larangan memakai jilbab? Eropa yang menolak membiarkan kebebasan berekspresi dalam mempertanyakan isu holocaust dan legitimasi rezim zionis Israel, Eropa yang selalu merampok kekayaan dan membantai massal rakyat negara-negara Islam, mulai dari Maroko, Mesir, Palestina, hingga Irak, Afghanistan, India, Malaysia, dan Indonesia sejak abad 18 hingga kini, dan pada paruh kedua abad terakhir bersama AS, mereka melancarkan penjajahan dan politik militeristik, Eropa yang lebih memilih untuk menggelar proyek penghinaan, penistaan, dan pelecehan pihak lain ketimbang mengadakan dialog yang bebas dan adil, bagaimana dengan begitu mudahnya bukan saja menginjak-nginjak nilai-nilai Islam dan kemanusiaan, tapi juga nilai-nilai yang dikenal sebagai nilai-nilai Eropa?

Islam adalah agama yang mengajak kepada tauhid, spiritualitas, persaudaraan, dan perdamaian. Namun mengapa pasca dua abad pembantaian dan eksploitasi dunia Islam, serta pasca munculnya gelombang baru Perang Salib dan perang sekuler melawan umat Islam dan masyarakat lainnya, sampai sekarang para pejabat Eropa tidak sudi mendengar ucapan Nabi Muhammad saw tanpa kebencian dan prasangka? Dan mengapa mereka tidak membiarkan masyarakat Eropa mendengar secara bebas dan menilai ajaran Nabi kaum muslim ini?

Jika memang proses cepat perkembangan Islam di Eropa, bisa jadi membuat cemas Paus, dan menyulut kemarahan pemerintah Barat, media-media zionis, dan perusahaan-perusahaan kapitalis, tapi apakah aksi penistaan, pelecehan, menakuti-nakuti opini publik dan penghinaan merupakan cara yang benar untuk memerangi Islam ataupun mazhab pemikiran logis dan etis lainnya?

Jika umat nasrani dan masyarakat sekuler di Barat, berbondong-bondong tertarik dengan Islam, maka fokus perhatian harus tertuju pada akar persoalan tersebut, dan bukan menumpasnya lewat solusi seperti menyebarkan ketakuatan dan kebencian terhadap Islam, serta menampilkan secara buruk sosok suci Nabi Muhammad saw.

Cara-cara tidak benar, yang selama ini dipraktekkan oleh kalangan fasis, stalinis, atau pun liberalis, telah dihukumi sebagai cara yang gagal. Sebagaimana bahasa yang digunakan oleh Gobbles atau pun Stalin, dan kamp pengasingan di Siberia yang tak mampu menjamin keberadaan ideologi materialistik. Sehingga krisis spiritual dan nihilisme tak juga terobati. Begitu juga dengan Guantanamo dan penjara-penjara sejenis serta bahasa anti-Islam yang diadopsi Barat saat ini juga tidak akan mampu menyelesaikan krisis yang dihadapi oleh sisitem kapitalisme liberal, sebagai ideologi materialistik dan nihilis Barat yang terakhir.

Jika Eropa merasa tersiksa dengan sejarah agama dan keberagamaanya, dan jika nurani Eropa masih tersakiti oleh kenangan Abad Pertengahan, dominasi para Paus dan pengadilan inquisisi, perang salib, ruang-ruang penyiksaan Kristen, gerakan anti-sains, dan juga pembakaran para ilmuan di masa lalu, maka ketahuilah bahwa solusi sebenaranya bukan dengan cara memerangi segala bentuk agama dan spiritualitas. Aksi balas dendam Barat terhadap Abad Pertengahan semestinya tidak diarahkan kepada Islam, sebagai agama pengetahuan, rasionalitas, hak asasi manusia, dan keadilan.

Bukankah sejarah peradaban modern Barat secara jelas mengakui bahwa Eropa bisa keluar dari Abad Pertengahan, mengenal sains modern dan mencapai renaisans sains dan keagamaan, untuk pertama kalinya karena bersentuhan dengan peradaban Islam, lewat penerjemahan ilmu-ilmu modern dunia Islam ke Barat, dan karena Eropa berkenalan dengan pelbagai laboratorium, universitas, perpustakaan, dan rumah sakit negeri-negeri muslim?

Eropa sekuler mesti memahami, bahwa aksi kekerasan sekuler dan modern yang berbentuk reaksi fanatik terhadap Islam tidak seharusnya dijadikan solusi untuk membalas dendam kekerasan Kristen dan gereja Abad Pertengahan. Sebab Islam tidak pernah terlibat dalam sejarah kekerasan di Eropa.

Menurut Al-Quran, nyawa seorang manusia senilai dengan nyawa seluruh manusia. Kitab suci umat Islam ini, juga memuji seluruh nabi-nabi Ilahi, seperti Musa, dan Isa. Begitu juga dengan sabda-sabda Nabi Muhammad yang menganggap kekerasan jasmani, atau pun kekerasan lisan, sebagai dosa besar. Dia juga menganggap bahwa membunuh orang yang tak bersalah setingkat dengan dosa menyekutukan Tuhan. Muhammad adalah nabi yang menilai akal bukan sebagai manifestasi setan, tapi sebagai utusan kebenaran dan hujjah Ilahi. Dialah yang hidup berdampingan dengan umat kristen, yahudi, dan zoroaster berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan dan kebebasan beragama. Dia juga yang berhasil mewujudkan peradaban terbesar dunia dalam waktu singkat pada abad-abad permulaan Islam. Lantas bagaimana mungkin sosok agung semacam beliau, dapat dihancurkan atau ditolak mundur hanya dengan beberapa karikatur, penghinaan, dan kebohongan

Masyarakat muslim sudah tidak mengharap Anda sekalian untuk bersikap toleran dan pluralis, tapi sekedar menginginkan sedikit sikap beradab dan fair. Ironisnya, sikap putus asa terhadap lembaga-lembaga internasional, juga sudah menyebar luas. Sementara, dogma sekuler dan oligarki besi sistem kapitalisme liberal Barat, cara-cara tamak dan represif, bahasa pelecehan dan penistaan, beragam disiplin kediktatoran dan militeristik hanya makin mengobarkan ekstrimisme dua arah.

Jika tujuan kalian untuk membendung kemajuan cepat Islam di dunia non-muslim, khususnya di Eropa dan Amerika, jika tujuan kalian untuk mencegah gerakan kebangkitan Islam di kalangan generasi muda muslim, maka juga lebih baik jika kalian menggunakan cara argumentatif, dialog, dan etis. Biarkan kita saling mengadu argemuntasi masing-masing lewat persaingan yang demokratis dan logis, mengembalikan "kebebasan berekspresi" dan "kebebasan berpakaian" kepada warga muslim di Eropa, serta mengubah budaya penistaan menjadi budaya dialog dan perundingan, dan bukan melalui peperangan.

Hegemoni Barat tidak akan bertahan dengan cara mewujudkan pendudukan di Palestina, Irak, dan Afghanistan, mengancam Iran, Syria, dan bangsa-bangsa muslim lainnya, melancarkan perang tidak seimbang dan cara-cara yang tidak logis dan amoral, serta mencegah secara diskriminatif kemajuan sains dan ekonomi umat Islam.

Dukungan negara-negara anggota Uni Eropa kepada Salman Rushdie, dan karikatur dungu baru-baru ini, pengubahan "kebebasan berekspresi" menjadi "kebebasan menghina", dan dilanjutkannya perang salib bermisi sekuler, tak lain merupakan kekerasan dan terorisme budaya secara total. Apakah tidak lebih baik, sebagai ganti intimidasi dan penghinaan, kalian ijinkan wakil-wakil dunia Islam menggelar dialog akedemis secara terbuka dengan Anda sekalian, di hadapan media massa, dan di hadapan penilaiaan puluhan juta warga muslim maupun non-muslim Eropa. Biarkan mereka bebas berbicara dan mendengar, dan kita hormati bersama nalar opini publik Eropa. Ijinkan mereka mendengar pembicaraan kedua pihak dan bebas menentukan keputusannya. Permohonan logis dan minimalis kami adalah hormatilah hak-hak budaya warga muslim dan nalar opini publik Eropa.

Mengumbar kebohongan atas Islam dan menebarkan bom propaganda melawan figur suci Nabi Muhammad saw, merupakan aksi yang tergolong sebagai inquisisi keyakinan dan fundamentalisme sekuler, dan merupakan upaya untuk menghapus rasionalitas, cinta, dan moral dari kancah dari media dan politik internasional.

Jika perang merupakan bisnis yang mendatangkan keuntungan masif bagi sebagian pihak, maka kami sebagai nurani para intelektual dan akedemisi negara-negara Islam menyarankan kepada pemerintah negara-negara Uni Eropa, khususnya kalangan elit, ilmuan sekuler, dan tokoh agama di Eropa untuk mengontrol dan meredam segala bentuk cara-cara agresif, represif, dan kekerasan. Kami menyarankan juga agar memikirkan tentang cara-cara yang lebih manusiawi dan berperadaban dalam menghadapi Islam dan mencegah perkembangannya. Suatu upaya yang bisa membantu segera terwujudnya dialog yang transparan dan adil. Benar... dunia yang lain masih mungkin ada. Mari kita bekerjasama mewujudkannya.

Tertanda, ratusan akademisi, intelektual, penyair, penulis, seniman, jurnalis, dan ilmuan negara-negara Islam.

Haul Nabi Muhammad saw; Tradisi Baru?

Ternyata tidak ada kata sepakat tentang tanggal wafat Nabi Muhammad. Sebagian besar umat Islam di Tanah Air hanya memperingati kelahirannya karena beranggapan bahwa Nabi termulia itu lahir dan wafat pada tanggal yang sama, 12 Rabiul Awal.

18 Safar diyakini oleh sebgian umat Islam sebagai tanggal wafat Nabi Termulia Muhammad saw. Di Indoensia peringatan haul selalu menjadi tradisi dan simbol relejiusitas di kalangan masyarakat santri sejak dakwah Wali Songo. Namun yang diperingati adalah ulama atau kakek dan ayah atas inisatif keluarga. Karena itulah, acara haul Nabi Muhammad terasa aneh.

Lebih penting manakah antara memperingati kelahiran atau wafat Nabi? Apakah kita hanya perlu mensyukri kelahirannya, dan tidak mengenang detik-detik terakhir dalam hidupnya? Tidakkah wafat manusia paling sempurna ini perlu dikenang sambil merenungi pesan-pesannya yang pasti sangat monumental? Adakah persitiwa-peristiwa penting menjelang dan sesudah wafatnya? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini pasti muncul di benak setiap Muslim yang kritis dan ‘melek sejarah’.

Sejarah mencatat, dalam perjalanan pulang dari haji terakhir, dikenal dengan Haji Wada’ (Haji perpisahan), Nabi memberikan sinyal-sinyal perpisahan melalui khotbah dan serangkai pernyataan yang amat memilukan. Para sejarawan tidak hanya menyebut nama tempat upacara perpisahan yang terletak antara Mekah dan Madinah itu, namun merincikan jumlah peserta yang hadir saat itu.

Sesampai di Madinah pun, Nabi yang mulai terlihat kurang sehat, masih harus memikirkan umat dan negara yang dibangunnya. Sepak terjang dan provokasi negeri jiran di sebelah selatan yang dipimpin oleh Heraclitus membuatnya harus mengabaikan rasa sakit dan penat. Lelaki yang bernama Ahamd di langit ini memberikan sebuah instruksi kepada setiap semua lelaki yang sehat jasmani agar bersiaga perang di bawah komando Usamah bin Zaid. Keseriusan ini menunjukkan betapa Nabi, yang lemah karena sakit, masih menomerduakan dirinya demi kepentingan umat dan demi tanggungjawabnya.Ia harus keluar dari rumah sembari mengenakan selimut dan berseru agar setiap orang keluar dari Madinah karena kerajaan Romawi telah mengerahkan brigade pasukan kavelri untuk melakukan pembersihan terhadap warga yang memeluk Islam dalam wilayah kekuasaannya, termasuk gubernur Syam, Farwah bin Amr al-Jazami.

Sejarah menyaksiakan, teriakan parau Nabi teragung itu bak gayung tak bersambut. Pasukan yang sudah bergerak meninggalkan Madinah itu, tiba-tiba bubar. Isu tentang ‘kematian Nabi’ telah menjadi alasan aksi ‘mogok’ itu. Sampai-sampai, sang Komandan, Usamah bin Zaid, yang masih muda, juga ikut pulang ke Madinah.

Sejarah juga mencatat bahwa saat terbujur di atas ranjang, beliau meminta secarik kertas dan setangkai pena sebagai konfirmasi akhir atas pesan-pesan yang berulang telah disampaikannya terutama di Hajatul-wada’. Namun, apa hendak dikata, bising dan desak-desakan pengunjung yang membesuk di rumah kecil itu membuat suaranya seakan tertelan dan lenyap.

Pesannya, “Umatku, umatku umatku…! Janganlah berbalik arah! Jangan letakkan pedang di atas leher sesamu! ‘ semestinya didengungkan terus menerus agar umat Islam tidak menari dengan genderang musuh dan tidak merusak citra Islam dengan ekstrimitas, intoleransi dan fanatisme. Karena itulah, meperingati wafat Nabi, meski belum mentardisi, bukanlah sesuatu yang tidak perlu diselenggarakan.

Mungkin sudah saatnya umat Islam memasukkan agenda kesedihan dan duka dalam kalender hari besar, selain agenda riang dan kegembiraan seperti Maulid dan lainnya. Bukankah kita dianjurkan oleh Allah untuk lebih banyak menangis dan sedikit tertawa? Yang jelas Muhammad saw sedang menangis sedih melihat sesama umat Islam saling mengkafirkan dan menyesatkan.

Sabtu, 23 Agustus 2008

मेक्कः tahun2012

Ayat Mubahalah

Ayat Mubahalah

فَمَنْ حَاجَّكَ فيهِ مِنْ بَعْدِ ما جاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعالَوْا نَدْعُ أَبْناءَنا وَ أَبْناءَكُمْ وَ نِساءَنا وَ نِساءَكُمْ وَ أَنْفُسَنا وَ أَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكاذِبينَ.

Siapa yang membantahmu (tentang kisah Isa) sesudah datang ilmu (yang sampai kepadamu), maka katakanlah (kepada mereka):" Marilah kita memanggil anak- anak kami dan anak- anak kamu, istri- istri kami dan istri- istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah, kemudian kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang- orang yang dusta.(Ali Imran; 61 )

Poros Pembahasan

Ayat Mubahalah termasuk satu ayat lain yang berkaitan dengan wilayah Amirul Mukminin Ali a.s. dan kedua putranya; Al-Hasan dan Al-Husain. Tema utama yang dikandung oleh ayat mulia ini adalah berkaitan dengan masalah Mubahalah kaum muslimin dengan kaum Nasrani Najran. Pada satu sisi membuktikan kebenaran kenabian Rasulullah Saw, sisi kedua juga memberitahukan kepada semuanya bahwa para imam Ahlul bait a.s. memiliki posisi dan kedudukan yang begitu tinggi dan pada sisi ketiga ayat ini juga dapat digunakan untuk menetapkan wilayah Amirul mukminin Ali a.s.

Pendahuluan

Sebelum memasuki penafsiran ayat mulia ini terlebih dahulu perlu dipahami dua poin penting berikut ini:

  1. Ayat ke-35 hingga ayat ke-60 surah Ali Imran berkaitan dengan Nabi Isa a.s. Dalam 26 ayat ini telah dibahas hal-hal yang berkaitan dengan kelahiran, posisi, kepribadian ibunda beliau; Sayyidah Maryam s.a, keutamaannya, dialog beliau dengan para Malaikat, hidangan dari langit dan yang lain. Allah Swt setelah panjang lebar memaparkan permasalahan tentang Nabi Isa a.s., berfirman kepada Rasulullah Saw: jika orang-orang Kristen tetap tidak mau menerima hal-hal yang berdalil dan logis di atas maka tempuhlah jalan lain untuk menghadapi mereka; bermubahalah dengan mereka dan tampakkanlah kebenaran.
  2. Apakah Mubahalah itu?

Mubahalah berasal dari kata Bahl. Dalam bahasa Arab kata ini bermakna melepas. Unta-unta saat beranak, terkadang pemiliknya mengikat puting susunya agar supaya air susu unta tersebut tidak dihabiskan oleh anak-anaknya. Terkadang pula sebagian pemilik unta membiarkan susu-susu itu dan tidak mengikatnya sehingga anak-anak unta dapat meminum air susu sesuka mereka. Orang-orang Arab menyebut unta yang demikian dengan Ibil Bahil, artinya unta yang susunya terbuka dan dilepas untuk anak-anaknya.

Sedang dalam Istilah, kata ini berkaitan dengan sebuah kasus ketika dua orang tidak mampu memuaskan satu sama lain dengan berbagai argumentasi yang disampaikan, maka satu sama lain saling menghujat seraya berkata: jika aku dalam posisi yang benar dan engkau dalam posisi yang salah maka engkau akan terkena siksaan tuhan. Peristiwa semacam ini dengan berbagai syarat yang ada disebut dengan Mubahalah.

Kaitan arti linguistik dan terminologis kata Mubahalah sangat gamblang; karena dalam Mubahalah seseorang yang mengklaim bahwa dirinya benar telah melepaskan lawannya dan menyerahkan kelanjutannya kepada Allah Swt.

فَمَنْ حَاجَّكَ فيهِ مِنْ بَعْدِ ما جاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ Wahai Nabi! Barang siapa dari kaum Nasrani, setelah pembahasan panjang lebar tentang Nabi Isa a.s. yang disertai pelbagai argumen yang kuat masih tetap keras kepala dan tidak mau mengakui kebenaran maka tempuhlah jalan lain; bermubahalahlah dengan mereka.

فَقُلْ تَعالَوْا نَدْعُ أَبْناءَنا وَ أَبْناءَكُمْ وَ نِساءَنا وَ نِساءَكُمْ وَ أَنْفُسَنا وَ أَنْفُسَكُمْ Pada bagian ini, telah ditentukan mereka yang pantas hadir dalam Mubahalah tersebut. Wahai Nabi! Katakan kepada mereka bahwa dari setiap pihak harus mengikut sertakan empat kelompok ini;

  1. Pemimpin kaum muslimin, yaitu Rasulullah Saw dan pemuka orang-orang Nasrani Najran.
  2. Anak-anak kami dan anak-anak kalian.
  3. Wanita-wanita kami dan wanita-wanita kalian.
  4. Jiwa-jiwa kami dan jiwa-jiwa kalian.

Pada pembahasan mendatang akan dibahas secara terperinci maksud dari anak-anak, wanita dan jiwa-jiwa tesebut.

ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكاذِبينَ Setelah empat kelompok dari kedua belah pihak telah hadir untuk bermubahalah, maka prosesi ini demikian, bahwa barang siapa yang berdusta dan apa yang didakwakannya itu gombal semata, maka siksa tuhan akan menimpa kepadanya sehingga akan tampak jelas di hadapan manusia hakikat dan kebenaran yang sebenarnya.

Apakah Mubahalah yang disebut di atas telah terjadi?

Soal: apakah prosesi Mubahalah yang digambarkan oleh Al-Quran itu telah terjadi? Jika demikian apa hasil yang didapat darinya?

Jawab: Al-Quran dalam hal ini tidak mengungkapkan apa-apa dan dari ayat-ayatnya tidak dapat disimpulkan apapun tentangnya. Akan tetapi kisah ini sangat terkenal di dalam sejarah Islam.

Sesuai penukilan sejarah, Rasulullah Saw telah memaparkan kisah yang dialami beliau bersama kaum Nasrani Najran tersebut, dan beliau telah menentukan hari H-nya. Kepala pendeta Nasrani yang memiliki posisi tertinggi berkata kepada para jamaahnya:

“Bersiap-siaplah untuk bermubahalah dan hadirlah tepat pada waktu yang ditentukan. Jika Nabi Islam pada hari itu membawa para sahabat terkenalnya maka lakukanlah mubahalah itu! Akan tetapi jika dia (Muhammad Saw) datang dengan membawa anak dan istrinya, maka janganlah kalian melanjutkannya! Karena pada kemungkinan pertama telah terbukti kebohongan risalah yang dibawanya dan pertanda kekalahannya. Namun dalam bentuk kedua telah jelas kalau dia memiliki hubungan dengan Allah Swt dan dengan penuh pasrah maju ke medan laga.

Al-hasil, hari H tersebut tiba, para Nasrani menyaksikan Rasulullah Saw telah menuntun tangan dua anak kecil; Hasan a.s. dan Husain a.s. dan didampingi oleh Ali a.s. dan Fathimah Zahra s.a.

Ketua para pendeta saat menyaksikan hal tersebut berkata: Aku melihat raut-raut muka yang jika mereka berdoa akan dikabulkan segala permohonannya dan kalian semua akan binasa.[1] Urungkan niat kalian untuk bermubahalah, dan beri tahukan kepada kaum muslimin bahwa kita sebagai pengikut agama minoritas siap untuk hidup berdampingan dan membayar pajak/upeti.

Rasulullah Saw mengabulkan permintaan mereka dan tidak jadi bermubahalah.

Kisah mubahalah –yang singkat tadi- telah dicatat dalam kitab-kitab sejarah. Abu Bakar Jashash; salah seorang ulama abad ke-empat Hijriah dalam dua kitabnya telah mengungkapkan dua ungkapkan yang begitu indah:

  1. Dalam kitab Ahkamul Quran, dia berkata:”Sesungguhnya para ahli sejarah tidak berbeda pendapat bahwa Nabi Saw telah menuntun Hasan dan Husain dan membawa Ali. serta Fathimah untuk menantang kaum Nasrani Najran bermubahalah.”[2]
  2. Dalam kitabnya yang lain di juga mengatakan:sesungguhnya riwayat-riwayat yang dinukil dari Abdillah bin Abbas dan perawi lain yang disebut di dalam kitab-kitab tafsir bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw telah membawa Hasan, Husain dan Ali serta Fathimah di belakang mereka, di mana beliau berkata: merekalah anak-anak, jiwa dan wanita-wanita kami, adalah riwayat-riwayat yang mutawatir.[3]

Oleh karena itu, telah terdapat riwayat-riwayat yang begitu banyak yang menjelaskan turunnya ayat tersebut. Berikut ini dua riwayat darinya:

Di dalam bagian “Fadhail Sahabah” kitab Sahih Muslim, tercatat sebuah riwayat yang begitu menarik dan mencengangkan. Sebuah riwayat yang dinukil dari Sa’ad bin Abi Waqash. Sa’ad berkata: Aku datang menemui Mu’awiyah, Dia berkata kepadaku, aku mendengar engkau tidak mencaci Ali? Kenapa engkau tidak melaknat putra Abi Thalib itu? Apa yang mencegahmu?[4]

Sa’ad menjawab: aku mendengar tiga hal dari Rasulullah Saw tentang Ali yang mencegahku untuk melaksanakan perintahmu itu;

  1. Saat Rasulullah Saw hendak menuju peperangan Tabuk, beliau menunjuk Ali sebagai penggantinya di kota Madinah. Ali bertanya kepada beliau: kenapa Anda meninggalkanku di Madinah dan tidak mengikut sertakan diriku berperang? Nabi Saw menjawab: Apakah kamu tidak rela hubunganmu denganku sama dengan hubungan Harun a.s. terhadap Musa a.s.; sebagaimana Harun saudara dan pengganti Musa maka engkau adalah saudara dan penggantiku.
  2. Pada peperangan Khaibar, telah banyak orang yang pergi untuk membuka gerbang benteng namun mereka kembali dengan kegagalan. Sampai pada satu malam, Rasulullah Saw bersabda: besok hari, aku akan memberikan bendera kepada seseorang yang tidak mengenal lelah dalam berjuang dan tidak pernah lari dari peperangan. Semua sahabat menanti siapa gerangan orang yang dimaksud oleh beliau. Keesokan harinya, Nabi Saw melihat semua sahabat, akan tetapi beliau tidak melihat Ali a.s. Beliau bertanya, di mana Ali? Sahabat menjawab, dia sedang sakit mata dan sekarang sedang beristirahat. Beliau bersabda: datangkan Ali ke mari! Ali a.s. datang kemudian Rasulullah Saw memoleskan ludahnya ke mata beliau. Akhirnya berkat ludah Nabi dan izin Allah Swt mata beliau sembuh. Lalu bendera diberikan kepada Ali a.s. dan setelah itu beliau menjebol gerbang benteng Khaibar.
  3. Pada kisah Mubahlah, Rasulullah Saw membawa Ali, Fathimah, Hasan dan Husain untuk bermubahalah dengan Nasrani Najran.

Sa’ad setelah memaparkan hal tersebut kepada Mu’awiyah, berkata: wahai Mu’awiyah apakah dengan keutamaan-keutamaan yang aku dengar dari Rasulullah Saw tentang Ali itu, aku mau melaknatnya?

Mu’awiyah terdiam tidak mau melanjutkan permintaannya.[5]

Siapakah أَبْناءَنا نِساءَناوَ أَنْفُسَنا ?

Berkenaan dengan yang dimaksud kata نِساءَنا adalah putri Rasulullah Saw, Fathimah s.a kurang lebih tidak ada perbedaan di antara Syi’ah dan Ahli sunah. Sebagaimana para ulama juga tidak berselisih bahwa yang dimaksud dengan أَبْناءَنا adalah Hasan dan Husain a.s.

Oleh karena itu poros pembahasan ayat ini hanya berkaitan dengan maksud أَنْفُسَنا sehingga untuk memahami maksudnya tersebut butuh kepada pembahasan lebih lanjut.

Marhum Qadhi Nurullah Syusytari dalam kitabnya yang sangat berharga Ihqaqul hak berkata:” Para mufasir telah bersepakat bahwa أَبْناءَنا adalah Hasan a.s. dan Husain a.s. dan نِساءَنا yang dimaksud adalah Sayyidah Fathimah s.a. dan maksud dari أَنْفُسَنا adalah Ali a.s. Ayatullah ‘Udzma Mar’asyi r.a. dalam catatan kaki kitab ini menukil poin di atas dari sekitar 60 kitab (dari Ahli sunah).[6] Dengan demikian, masalah ini begitu gamblang sehingga tidak hanya terdapat di kitab-kitab Syi’ah tapi juga disebut dalam kitab-kitab Ahli sunah.

Akan tetapi sayang sekali, kendati riwayat yang begitu banyak ini ada segelintir mufasir Ahli sunah yang terjebak dalam kefanatikan dan tafsir bi Ra’y sehingga mereka terpaksa menyodorkan hal-hal yang membingungkan. Berikut ini dua contoh darinya:

  1. Alusi dalam kitab Ruhul Ma’ani, mengakui bahwa hanya Hasan, Husain, Fathimah dan Ali yang terlibat dalam prosesi Mubahalah. Selain itu dia menandaskan bahwa seorang mukmin tidak pantas meragukannya. Akan tetapi, setelah menjelaskan hal-hal tadi dia mulai menjelaskan dalil ulama Syi’ah dan mengklaim bahwa maksud dari أَنْفُسَنا adalah Rasul sendiri sedang Ali a.s. termasuk dalam misdaq أَبْناءَنا; karena dalam sastra bahasa Arab mantu juga disebut dengan Ibn.

Jawaban soal ini begitu jelas; karena sesuai ayat ini Rasul telah memanggil tiga kelompok. Jika maksud dari أَنْفُسَنا adalah beliau, apakah maksud dari menyeru diri sendiri? Mengingat Al-Quran kitab yang paling fasih, tentu tidak akan membawakan hal yang tidak fasih semacam ini dan tidak akan pernah menyuruh Rasul untuk mengajak dirinya sendiri. Dengan demikian maksud dari أَنْفُسَنا bukan Rasul. Di samping itu, dalam tata bahasa Arab tidak didapati seorang mantu juga tergolong dalam anak sendiri, kalaupun ada, hal itu metafora saja dan jarang dijumpai.

Kita tidak perlu terlalu heran akan ungkapan semacam ini; karena ini adalah hasil fanatisme yang tidak pada tempatnya, fanatisme semacam ini sanggup membawa seseorang memaksakan keyakinannya yang menyimpang untuk memahami Al-Quran karim.

  1. Lebih tragis dari ungkapan Alusi ini dapat dijumpai dalam ungkapan Muhammad Abduh dalam Al-Manarnya. Saat sampai pada ayat Mubahalah ini, dia menulis: Riwayat-riwayat telah sepakat bahwa Rasulullah Saw telah memilih Ali, Fathimah dan kedua putranya untuk bermubahalah. Dan yang dimaksud dengan Nisa’ dalam ayat tersebut adalah Fathimah, sedang kata Anfusana adalah Ali saja. (hanya saja) riwayat-riwayat itu berasal dari sumber-sumber Syi’ah dan tujuan mereka sudah jelas.

Sungguh, ungkapan Muhammad Abduh ini begitu menggelikan. Awal dan akhir ungkapannya bertentangan. Karena di awal dia mengklaim riwayat ini disepakati dan menjadi ijmak ulama, tapi di akhirnya dia menisbatkannya kepada kalangan Syi’ah.

Selain itu sebagaimana telah lewat, ungkapan Muhammad Abduh tidak dapat dibenarkan karena mayoritas riwayat-riwayat ini dinukil dari Ahli sunah.

Tidak ada yang dapat diungkapkan lagi atas ungkapan semacam ini, selain rasa prihatin.

Al-hasil, dengan penjelasan tadi ayat Mubahalah termasuk ayat Muhkamat dan jelas yang menunjukkan wilayah Amirul mukminin Ali a.s. dan putra-putra beliau.

Soal: memang benar ayat Mubahalah termasuk ayat yang menjelaskan keutamaan Amirul mukminin Ali a.s., akan tetapi apa hubungan ayat ini dengan masalah wilayah dan kepemimpinan beliau dan memasukkan ayat ini dalam kategori ayat-ayat wilayah?

Jawab: sebagaimana telah lewat maksud dari Anfusana dalam ayat Mubahalah adalah Ali a.s. Rasul Saw yang memanggil Ali a.s. sebagai jiwanya sendiri apakah itu bermakna hakiki atau hanya metafora saja?

Tanpa ragu lagi, seruan itu tidak bermaksud hakiki; artinya Ali bukanlah seorang nabi! Akan tetapi maksudnya adalah Ali a.s. memiliki keutamaan seperti beliau dalam keberanian, kematangan, ketakwaan dan pengorbanan serta keutamaan yang lain. Konklusinya, Ali a.s. dalam kedudukan dan keutamaannya sepadan dengan Rasulullah Saw.

Dengan mengacu kepada poin ini jika memang harus ada pengganti setelah Rasulullah Saw dan ada seseorang yang dilantik dari sisi Allah Swt atau ummat Islam ingin memilih pemimpin untuk mereka, apakah mereka tidak mau memilih seorang sosok yang setingkat atau sedikit di bawah Rasulullah?

Tidakkah sosok pilihan masyarakat orang yang memiliki keutamaan, ketakwaan dan kemaksuman Rasulullah Saw?

Dan jika ada sosok yang dimaksud ini, akan tetapi orang-orang selainnya yang dipilih, apakah akal sehat tidak menyebutnya sebagai tindakan yang tercela?

Oleh karena itu saat misdaq kata anfusana itu adalah Ali a.s. maka itu merupakan jembatan menuju wilayah beliau.


[1] Orang yang hadir dalam Mubahalah harus memiliki dua hal pokok. Pertama, sesuai pengakuan Pendeta harus memiliki keimanan, seorang pembohong tidak akan pernah maju untuk bermubahalah. Kedua, orang seperti ini memiliki hubungan yang erat dengan Allah Swt, di mana saat dia berdoa atau mengutuk akan dikabulkan. Ulama Najran yang berjumlah tiga atau sepuluh orang itu, saat melihat dua hal ini pada diri Rasulullah Saw dan para pendampingnya mengurungkan niatnya untuk bermubahalah.

[2] Ahkamul Quran, jilid2, halaman 16. (Sesuai penukilan Ihqaqul hak, jilid 3, halaman 48).

[3] Ma’rifatu ulumil Hadis, Cetakan Mesir, halaman 50. (Sesuai penukilan Ihqaqul hak, jilid 3, halaman 48).

[4] Ungkapan ini merupakan cerminan puncak ketertindasan Imam Ali a.s. dan klimaks kebencian dan permusuhan bani Umayyah terhadap beliau. Mereka begitu keji dan kotor sehingga melegalkan laknat terhadap sosok Ali a.s. di mana seluruh kaum muslimin minimal menerima beliau sebagai khalifah keempat, bahkan mereka akan menyiksa orang yang tidak melakukannya! Yang perlu disayangkan adalah sebagian Ulama Ahli sunah masih tetap membela kekejian yang dilancarkan oleh bani Umayyah dengan pentolannya Mu’awiyah ini, mereka menyebutnya sebagai pemimpin kita.

[5] Sahih Muslim, jilid 4, halaman 187, hadis ke-32.

[6] Ihqaqul hak, jilid 3, halaman 46.