Selasa, 14 April 2009

Harta yang Halal

Harta yang Halal

Rasulullah SAW bersabda: "Akan tiba suatu zaman di mana orang tidak peduli
lagi terhadap harta yang diperoleh, apakah ia halal atau haram." (HR
Bukhari). Empat belas abad lebih, setelah Rasulullah menyatakan hadist ini,
kini kita sedang menyaksikan sebuah kenyataan dimana orang sangat berani
melakukan korupsi, penipuan, penggelembungan nilai proyek, pemerasan,
penyuapan, pengoplosan BBM, produksi barang bajakan, bermain valas, dsb.
Sehingga banyak orang yang menjadi korban karenanya. Bahkan tak jarang orang
mengatakan "mencari yang haram aja sulit apalagi yang halal".

Allah SWT sebenarnya telah memanggil hamba-Nya yang mukmin untuk mencari
harta yang halal dan tidak makan kecuali yang halal: "Wahai orang-orang yang
beriman! Makanlah dari rezeki yang baik, yang Kami berikan kepadamu, dan
bersyukurlah kepada Allah, jika kamu benar-benar menyembah kadapa-Nya (QS.
2:172). Dalam ayat lain Allah berfirman: "Wahai manusia! Makanlah yang halal
dan baik dari makanan yang ada di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan,sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu (QS. 2:168).

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari ayat-ayat di atas:

1. Allah yang menciptakan manusia tentu Dialah yang paling tahu apa yang
terbaik bagi manusia. Barang-barang yang Allah haramkan itu bisa dipastikan
bila dilanggar akan merusak tubuh kita. Dan kita telah menyaksikan betapa
orang yang korupsi, meski sedikit, telah menghancurkan negara dan nasib
berjuta rakyat, sebagaimana orang yang mabuk-mabukan telah merusak dirinya,
akalnya, dan masa depannya.
2. Harta yang haram ada dua macam: pertama, haram secara zat, seperti
daging babi, bangkai, meniuman yang memabukkan. Kedua, haram secara proses
pendapatan, seperti harta hasil korupsi, curian, judi, penipuan, dsb. Kedua
macam harta ini sama-sama membawa malapetaka bagi manusia dan kemanusiaan.
3. Memperoleh harta secara halal adalah perjuangan yang sangat mulia,
karena pada ayat di atas, Allah menganggapnya sebagai ekspresi keimanan dan
bukti mensyukuri nikmat-Nya.

Rasulullah SAW pernah bercerita tentang seorang yang sedang dalam perjalanan
panjang, rambutnya kusut, pakaiannya kotor, ia menadahkan kedua tangannya ke
langit seraya berkata: Ya Rabb! Ya Rabb! Sedangkan makanan, minuman, dan
pakaiannya haram. Mana mungkin, kata abi, permohonannya akan dikabulkan oleh
Allah (HR Muslim). Ketika menyebut hadist ini Ibnu Katsir mengatakan:
makanan halal adalah penyebab diterimanya doa dan ibadah, sebagaimana
makanan haram penyebab ditolaknya doa dan ibadah.

Mengingat saat ini begitu banyak makanan yang terkontaminasi oleh zat yang
diharamkan, bahkan coklat dan ice cream sekalipun, maka sudah selayaknya
kita lebih memperhatikan siapa produsen/pededagang nya, apakah ada
label/sertifikat halal atau tidak, dan bagaimanana komposisinya. Semoga kita
diberikan kelapangan dan kekuatan oleh Allah untuk mendapatkan rizki dengan
jalan yang halal. Dan semoga kita juga bisa saling mengingatkan ketika akan
mengkonsumsi makanan maupun minuman sehingga terhindar dari zat yang
diharamkan.

Tidak ada komentar: