Senin, 25 Agustus 2008

Pembebasan Tawanan Lebanon: Prestasi Perlawanan

Tanggal 16 Juli 2008 lalu adalah moment bersejarah yang tak terlupakan bagi riwayat perlawanan Islam rakyat Lebanon. Di hari itu, setelah lama menggelar perundingan tak langsung dengan rezim Zionis Israel yang diperantarai oleh pemerintah Jerman, gerakan perlawanan Islam Hizbullah Lebanon akhirnya berhasil membebaskan lima tawanan dan sekitar 200 jenazah para syuhada. Dengan demikian, ini merupakan kemenangan besar ketiga Hizbullah atas rezim zionis Israel selama delapan tahun belakangan. Operasi pembebasan tawanan tersebut dinamakan sebagai Operasi Ridwan, suatu upaya perjuangan untuk mengenang pahlawan Hizbullah, Syahid Imad Mughniyyah, yang terkenal dengan sebutan Haji Ridwan. Beliau gugur syahid beberapa bulan lalu dalam aksi teror yang dilancarkan oleh agen mata-mata Zionis di Syria.

Menteri dalam negeri rezim Zionis Israel menyebut operasi pertukaran tawanan dan jenazah itu sebagai hari duka bagi seluruh Israel. Mengomentari peristiwa itu, koran cetakan Tel Aviv, Yediot Aharanot, menulis, "Israel mencucurkan air mata duka, sementara Lebanon meneteskan air mata bahagia".

Pasukan Hizbullah untuk pertama kalinya pada Mei 2000 berhasil mengusir militer Israel dari selatan Lebanon setelah bertahun-tahun berjuang. Enam tahun kemudian, Juli 2006, geraakan perjuangan Islam Hizbullah kembali memetik kemenangan besar lainnya melawan rezim Zionis Israel. Di masa itu, dengan dukungan dan provokasi AS, Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Lebanon untuk menumpas gerakan perlawanan rakyat. Namun setelah 33 hari berjuang, Hizbullah berhasil memaksa rezim Zionis mengakhiri agresinya dan Israel terpaksa menelan kembali pahitnya kekelahan.

Setelah dua kali memetik kemenangan, Hizbullah kembali menorehkan kemenangan lainnya atas Israel. Hizbullah berhasil memaksakan syarat yang diajukannya kepada Tel Aviv untuk menggelar pertukaran tawanan dan jenazah. Ironisnya, akibat tekanan keras Hizbullah, pihak Israel tidak hanya mengembalikan para tawanan dan jenazah pejuang Lebanon, tapi bahkan hingga detik-detik akhir pertukaran, Israel tidak mengetahui jika dua serdadunya yang ditawan oleh Hizbullah pada tahun 2006 lalu, sebenarnya telah tewas sejak terjadinya bentrokan di masa itu.

Melihat kemenangan ketiga Hizbullah kali ini, tentu saja memunculkan banyak pertanyaan menarik. Salah satunya, mengapa sampai kini negara-negara Arab tak mampu meraih kemenangan terhadap rezim Zionis Israel. Padahal mereka dilengkapi kekuatan militer yang lebih tangguh ketimbang Hizbullah. Memang benar, terdapat banyak faktor yang menyebabkan kemenangan Hizbullah atas Israel. Iman yang teguh kepada Sang Khaliq dan keyakinan para pejuang Hizbullah bahwa Yang Maha Kuasa senantiasa mendukung mereka, merupakan sejumlah faktor utama penyebab kemenangan Hizbullah. Dengan kata lain, keberanian mengagumkan para pejuang Hizbullah sebenarnya bersumber dari kuatnya keimanan mereka terhadap pertolongan Ilahi. Karena itu, bendera Hizbullah mengambil slogan heroisme Al-Quran: "Sesungguhnya hizbullah niscaya menang!".

Selain itu, selama 26 tahun berkiprah di tengah masyarakat Lebanon di berbagai bidang, Hizbullah membuktikan dirinya sebagai organisasi kerakyatan yang nonsekterian dan selalu berjuang untuk melepaskan rakyat Lebanon dari kezaliman rezim Zionis Israel. Hizbullah tidak hanya unggul dalam perjuangan bersenjata. Gerakan ini juga telah berjasa besar dalam mengembangkan dunia pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, Hizbullah tidak hanya dicintai di kalangan komunitas Syiah saja, tapi juga di kalangan masyarakat Sunni, Kristen, Druze dan kelompok minoritas lainnya.

Dukungan kuat rakyat Lebanon terhadap gerakan perjuangan Islam Hizbullah merupakan salah faktor lainnya kemenangan gerakan ini. Selama masa pendudukan kawasan selatan Lebanon oleh Israel dan perang 33 hari dua tahun lalu, rakyat Lebanon senantiasa teguh bertahan di hadapan agresi biadab rezim Zionis Israel. Mereka tak pernah lelah untuk selalu mendukung perlawanan para pejuang Hizbullah menentang Israel. Hadirnya pemimpin bijak dan berani setangguh Sayid Hasan Nasrullah merupakan faktor lain yang tak bisa diingkari dalam kesuksesan Hizbullah di kancah politik dan perjuangan bersenjata. Pasca aksi pertukaran tawanan antara Hizbullah dan rezim Zionis, koran Maarif cetakan Israel menulis, "Israel sudah dilecehkan. Sementara sosok Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, sebagai pemimpin Arab yang pertama kali memerangi Israel dan mengalahkannya, kian kokoh dan namanya diabadikan sejarah".

Kemenangan akhir gerakan perjuangan Islam di bawah pimpinan Sayid Hasan Nasrullah terhadap rezim Zionis bisa ditilik dari beragam dimensi. Selama ini, rezim Zionis dikenal memiliki kekuatan intelijen amat tangguh yang biasa digunakan untuk meneror para tokoh penting Palestina. Namun dalam aksi pertukaran tawanan dengan Hizbullah, agen mata-mata Israel benar-benar menelan kekalahan telak. Jaringan intelijen Zionis bahkan tak mampu mengendus nasib sebenarnya dua serdadu Israel yang ditawan Hizbullah dua tahun lalu hingga di detik-detik akhir pertukaran. Apakah mereka masih hidup ataukah sudah tewas? Hingga akhirnya Tel Aviv terpaksa menukar dua jasad serdadunya itu dengan lima tawanan dan sekitar 200 jenazah para pejuang Lebanon dan Arab lainnya.

Karena itu, sejumlah pejabat tinggi Israel menyebut moment pertukaran tawanan itu sebagai hari kelam bagi sejarah rezim Zionis. Menteri intelijen Israel, menyatakan, "Pertukaran tawanan, telah menampakkan kelemahan Israel". Orang nomor satu agen mata-mata Israel ini bahkan mendesak media-media Israel untuk tidak meliput moment tersebut. Terkait hal ini, koran cetakan Inggris, Independent, menulis, "Operasi itu, telah meruntuhkan mitos Israel sebagai kekuatan yang tak terkalahkan di mata dunia dan dalam negeri Israel."

Upaya keras Hizbullah untuk membebaskan tawanan dan jenazah para pejuangnya membuktikan bahwa gerakan Islam ini begitu peduli terhadap nasib para pejuangnya dan tak akan pernah bisa mengabaikan masalah kemanusiaan. Langkah berani Hizbullah itu mendapat sambutan gembira pihak keluarga pejuang yang selama bertahun-tahun menanti putranya. Di antara para tawanan dan jenazah yang berhasil dibebaskan oleh Hizbullah, terdapat pula nama sejumlah aktifis dari kelompok dan negara-negara lain. Kenyataan itu membuktikan bahwa Hizbullah tidak hanya berjuang untuk kepentingan kelompoknya semata, tapi juga mengemban misi kemanusiaan dan islami.

Pembebasan Samir Kantar, yang telah ditawan oleh rezim Zionis sejak 30 tahun lalu sebelum bedirinya Hizbullah, merupakan bukti nyata misi kemanusiaan yang diperjuangkan oleh gerakan perjuangan Islam Lebanon ini. Sebegitu kagumnya Samir terhadap gerak perjuangan Hizbullah, hingga ia menyebut Sayid Hasan Nasrullah sebagai pemimpin dan gurunya. "Kemarin, saya ditawan musuh. Tapi mulai dari sekarang saya akan lebih bersemangat untuk memerangi musuh".

Tidak hanya itu saja, Hizbullah bahkan juga memperjuangkan dibebaskannya para pejuangan Palestina dari kurungan penjara Israel. Mengomentari hal ini, Sekjen Hizbullah, Sayed Hasan Nasrullah menyatakan, "Kami telah berkali-kali menekankan bahwa pertukaran tawanan berdasarkan kesapakatan tahap kedua mesti juga meliputi pembebasan para tawanan Palestina."

Tampaknya, akibat sikap tegas pemimpin Hizbullah inilah yang membuat Liga Arab mengeluarkan statemen yang mendesak masyarakat internasional untuk menekan rezim Zionis membebaskan seluruh tawanan Palestina. Tegasnya, gerakan perjuangan Islam Hizbullah sejatinya merupakan teladan dan model perjuangan bagi bangsa-bangsa yang tertindas. Sebagaimana bangsa Palestina, Irak, Afghanistan, dan bangsa-bangsa lainnya.

Tidak ada komentar: