Selasa, 02 September 2008

Hubungan Arab dengan Iran; Ujian Berat

Direktur Penerangan The Islamic Organization for Culture and Education (ISESCO), Abdul Kader Al-Edrisi, dalam sebuah artikelnya, "Hubungan Arab dengan Iran: Ujian Berat" yang dimuat Koran El Elm, terbitan Maroko menulis, pemisahan Iran dengan negara-negara tetangga Arab adalah strategi Barat di kawasan. Tentunya, strategi ini sangat menguntungkan negara-negara adidaya yang terus mengeruk sumber alam di kawasan. Lebih dari itu, Barat berupaya memanfaatkan isu madzhab untuk mengadu antarbangsa.

Al-Edrisi menjelaskan, setiap kali ada indikasi membaiknya hubungan Iran dengan negara-negara Arab, Barat dengan politik adu dombanya menciptakan suasana tidak sehat dan membuat kawasan dalam kondisi terancam. Mengomentari urgensi hubungan Iran dengan negara-negara Arab, Al-Edrisi mengatakan, "Saat ini, perluasan dan pengembangan hubungan Iran dengan negara-negara Arab merupakan kepentingan utama yang menguntungkan kedua bangsa. Dikatakannya pula, "Di antara prioritas kerjasama kedua pihak adalah bidang ekonomi yang membutuhkan pengokohan hubungan perdagangan dan pengadaan fasilitas penanaman investivasi interaktif. Setelah itu, bidang keamanan merupakan prioritas berikutnya untuk memperkokoh hubungan antara Iran dan negera-negara Arab."

Mengenai keamanan, Direktur Penerangan ISESCO menyatakan bahwa keamanan di Iran akan menyebabkan ketenteraman di negara-negara Arab. Bahkan menciptakan stabilitas di wilayah ini juga dapat dikatakan sebagai upaya mempertahankan keamanan dan perdamaian di dunia. Al-Edrisi mengusulkan negara-negara Arab supaya mempertimbangkan kesediaan Iran dan Turki sebagai dua negara peninjau di Liga Arab. Menurutnya, sulit dibayangkan bahwa Rusia diterima sebagai negara peninjau di Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan AS dapat mengutus wakilnya ke OKI. Sementara itu, Iran dan Turki yang keduanya adalah negara Islam, tidak diterima sebagai negara peninjau di Liga Arab. Al Edrisi dalam bagian artikelnya juga menekankan pentingnya pengokohan hubungan antara Iran dan negara-negara di kawasan. Artikel tersebut juga menegaskan strategi Republik Islam Iran yang menekankan sisi-sisi persamaan di segala bidang.

Keikutsertaan Presiden Republik Islam Iran untuk pertama kalinya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Dewan Kerjasama Teluk Persia (GCC) dan usulannya yang diterima oleh seluruh pemimpin negara yang ikut serta di KTT tersebut, membuktikan adanya pengokohan dan solidaritas Islam. Penanaman investasi secara kolektif di bidang minyak dan gas, pembentukan organisasi kerjasama ekonomi, penerapan perdagangan bebas, pembentukan organisasi kerjasama keamanan dan pelestarian lingkungan hidup Teluk Persia di Laut Oman adalah di antara usulan Presiden Mahmoud Ahmadinejad demi persatuan dan solidaritas negara-negara di Teluk Persia.

Republik Islam Iran berulangkali menghendaki perdamaian dan keamanan yang kokoh di kawasan tanpa intervensi asing serta menginginkan kemajuan dan kesejahteraan antarbangsa di kawasan. Bahkan, negeri Mullah ini mengganggap kemajuan setiap negara di kawasan sebagai bagian dari kemajuan dirinya.

Tidak ada komentar: